Rabu, 12 Mei 2010
TANGIS IBU PERTIWI
Makassar, 13 Mei 2010
Singa Padang Pasir
Kemerdekaan tlah diraih
jauh hari dengan bayaran darah
Serta desah nafas yang terengah
Dari jiwa para ksatria tak bertuah
Namun pertanyaan menghampiri setiap raga
Masih merdekakah kita?
tidak, Merdeka tinggal kata pelipur lara
Yang terucap dari mulut yang hanya pandai bersua
Mengapa demikian?
karna Di rel kemerdekaan
Poliitikus mencoreng nama baik pemerintahan
Sejarawan tak lagi dapat menyikap tabir kebenaran
Sedang penguasa sibuk mencari ketenaran
Lalu, masihkah kita berleha diatas kata merdeka
Tidak saudara
Merdeka harus kita rampas dari tangan para penjarah dan penguasa
Agar Ibu Pertiwi tak lagi meluapkan air mata
Tapi, pipi Ibu pertiwi telah terlanjur basah dengan air mata
Mengenang perjuangan putranya yang telah gugur saat mengusir belanda
Dan pipi itu masih basah oleh genangan air mata
saat putranya berleha di atas pujian merdeka
tak peduli dengan para penjarah, perampas dan penguasa.
yang merampas lebih dari pada penjajah belanda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar