Sabtu, 12 September 2009

Menanti Sebuah Ijabah Di Balik Hijab


Kehidupan adalah sebuah karunia ilahi kepada kita, begitupun dengan sifat-sifat yang ada dalam diri kita, marah dan cinta adalah dua komponen fithrah yang ada di dalam diri manusia, akan tetapi terkadang marah ini menjadi sebuah bencana dan keluar dari fithrahnya ketika berlebih-lebihan atau melampiaskannya. begitupun dengan yang namanya cinta, perasaan cinta itu bisa muncul kapan saja dan di mana saja, Ia tak kenal muda ataupun muda, gadis, pemuda, janda, maupun duda. karena begitulah Allah menciptakan rasa ini.
nah... sekarang ane mau bercerita sedikit tentang kisah seorang pemuda yang dirundung rasa cinta, sebutlah namanya adalah asadullah, dia adalah pemuda yang hidup di tengah masyarakat yang rusak moralnya, akan tetapi kehidupan itulah yang membuatnya menjadi tegar dan giat dalam beribadah dan berdakwah, ia memang sosok pemuda yang menyukai sebuah tantangan, semua perjalanan hidupnya seakan-akan adalah ujian, bisa di katakan bahwa dunia tak berpihak padanya, akan tetapi akhirat sangat sayang dan menantinya.
tibalah pada suatu hari di mana ia telah melepaskan seragam SMAnya, menuju cerahnya sebuah gedung-gedung Ilmiah di kota Makassar, Ia pun memasuki sebuah perguruan tinggi dengan mengambil jurusan syariah, sebagaimana yang ia cita-citakan dari dulu demi perbaikan masyarakat yang ada di daerahnya ketika ia lulus kelak.
pada saat ia masuk ke perguruan tinggi ternyata keberuntungan mulai menyertainya, di sini ia menemukan begitu banyak sosok pemuda yang mirip dengan karakternya, serta sama-sama memiliki tekad tuk perbaikan ummat ke depan, walhasil ia pun di ajak tuk bergabung di dalam pengajian pekanan oleh teman-teman kampusnya, hari demi hari pun berlalu, sekarang ia telah masuk pada usia dewasa, di mana mulai muncul keinginan-keinginan tuk menikah dan mengakhiri kehidupannya, upss... salah, maksudnya tuk mengakhiri masa lajangnya.
pikirannya mulai berbenturan antara kuliah, kerja dan nikah, hari-harinya semakin semerawut, pikiran-pikiran itu masih saja saling mengejek, tanpa ingin berdamai di dalam memory otaknya. memory yang dulunya hanya di huni oleh satu makhluk yaitu Ilmu, kini harus bertempur dan berdesak-desakan dengan dua makhluk baru yaitu Kerja dan Nikah.
hari demi hari terus saja berlalu, seiring berlalunya detik demi detik jam tangannya, tanpa ingin bertanya dan acuh tak acuh dengan keadaan asadullah.
keesokan harinya ia makhluk yang bernama Kuliah(Ilmu) itu melakukan MOU dengan si Kerja, ia mulai bersatu, pembagian kamarpun sudah di atur, semuanya berjalan dengan mulus sesuai dengan planning. akan tetapi si Nikah ini merasa di cuekin dan mulai masuk fittnes, ia memperbesar badannya, hingga akhirnya ia mampu menumbangkan Si Kuiah dan si Kerja. sekarang kendali otak dia yang memegang, sekarang dialah yang menjadi nahkoda bagi Kapal Asadullah.
tiba di sebuah penghujung malam, asadullah terbangun dari tidurnya di sepertiga malam, kemudiaan ia teringat oleh kata-kata Ustad yang sering ngisi pengajian di tempatnya "segala sesuata yang kita hadapi, itu harus kita laporkan dan adukan kepada Allah, karena dia adalah dzat yang tiada tanding"
ia pun bergegas menuju kamar kecil yang berada di dalam kamarnya.
"ssrsrsrsrsrs...." suara kran air terdengar indah di pertiga malam itu, seakan ia adalah nada piano yang di mainkan oleh ahlinya
asadullah pun mengambil air wudhu, walaupun air itu sangatlah dingin, tapi dingin itu tidak mengurangi keinginannya tuk mengadukan masalahnya di hadapan sang pencipta. setelah berwudhu ia kemudian menuju ke sebuah lemari kecil yang terdapat di dalam kamarnya, kemudian meraih sajadah,serta mengeluarkan sarung, baju kokoh, dan kopiah dari lemari itu, wangi parfumpun tak kala harumnya malam itu, ia memakai parfum seakan-akan ingin bertemu seorang kekasih, beginilah asadullah setiap malamnya, ia sangat memuliakan Allah di setiap sujud dan gerakan shalatnya, sungguh ia merupakan pemuda yang sangat elok di masa ini.
"Assalamu 'Alaikum warahmatullah" suara salam tanda akhir dari shalatnya pun terdengar dengan penuh pengharaapan kepada sang Maha pencipta.
"Ya Allah.....,
engkau telah menguji hamba dengan Kesakitan dan hamba mampu melewatinya
Engkau menguji hamba dengan Kemiskinan itupun hamba lalui
Engkau menguji hamba dengan wajah yang pas-pasan, dan hamba tetap tak berpaling darimu
Engkau mengambil Ibu hamba, hambapun tabah dan tawakkal padamu
akan tetapi sekarang hamba mendapat ujian yang baru darimu
Engkau telah mempertemukanku dengan makhluk ciptaanmu yang begitu lembut
yang telah membuat Adam engkau turunkan ke Bumi
Makhluk yang sangat susah tuk di pahami
Namun kerap kali membuat decak kagum di hati anak cucu adam
Entah apa yang ada di skenariomu wahai Dzat yang tiada tanding.
Entah ini adalah nikmat atau fitnah darimu, hanya engkaulah yang maha tahu.
malam ini ku bermunajat dengan penuh harap padamu
dengan mengakui segala kekurangan dan kelemahan hamba
Malam ini hamba akan senantiasa berdzikir padamu sampai engkau menetapkan hati hamba
Ya Allah...
Janganlah engkau siksa hati ini dengan rasa cinta
Berilah hamba Pendamping sebagai nikmat dan penyejuk rasa hati
Jangan engkau berikan pendamping sebagai fitnah dalam alur kehidupan hamba
Ya Allah...
kumohon padamu yang Maha mengIjabah segala doa
Padamulah ku bermunajah
Padamulah ku minta segala sesuata
Dekatkanlah jodoh Hamba
Permudahlah singgasana yang telah engkau tulis dalam skenariomu
Kalau ia adalah jodoh Hamba maka mudahkanlah dan berikanlah petunjukmu di dalam hati hamba, agar hamba dapat merasa tenang.
Ya Allah....
Pantaskah Hamba menikah di Usia yang begitu dini Ini?
Pantaskah Hamba menikah tanpa persiapan harta yang cukup?
Kalau memang tidak!!!!!
Mengapa engkau menciptakan rasa ini terlalu cepat
Ya Allah...
Mudah-mudahan ada suara di balik hijab sana yang masuk melalui mimpiku
Mudah-mudahan engkau memilih yang terbaik bagi hamba
Karena engkau lebih mengetahui mana yang terbaik bagi hamba."
sebuah doa yang begitu panjang yang senantiasa asadullah panjatkan pada Tuhan di setiap malam, doa itu ia ucapkan, karena ingin mendamaikan Kuliah, Kerja dan Nikah yang berada dalam tempurung otaknya, ia ingin melihat ketiganya akur dan bisa berjalan bersama.

Berfikirlah sebelum berbuat maksiat


seorang laki-laki datang kepada Ibrahim bin Adham rahimahullah, Dia berkata: “Ya Abu Ishaq, aku sering berbuat maksiat. Katakan sesuatu kepadaku sebagai nasihat yang bisa membantuku.”

Ibrahim berkata: “Jika kamu menerima 5 perkara dan kamu mampu melakukannya, niscaya kemaksiatan tidak akan merugikanmu.”

Dia menjawab, “Katakan wahai Abu Ishaq”

Ibrahim berkata, “Pertama, jika kamu hendak bermaksiat kepada Allah ta'ala maka jangan kamu makan rizki-Nya”

Laki-laki itu berkata, “Dari mana aku makan sementara semua yang ada di bumi adalah rizki-Nya?”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, apakah pantas engkau memakan rizki-Nya, sementara itu engkau bermaksiat kepada-Nya?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak pantas. Katakan yang kedua”

Ibrahim menjawab, “Jika kamu hendak bermaksiat kepada-Nya, maka jangan tinggal di bumi-Nya”

Laki-laki itu menjawab, “Yang ini lebih berat. Dimana saya akan tinggal?”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, pantaskah engkau bermaksiat kepada-Nya, sementara engkau makan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak pantas. Katakan yang ketiga”

Ibrahim berkata, “Jika kamu hendak bermaksiat kepada-Nya, kamu makan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat dimana Dia tidak melihatmu. Disitulah kamu bisa melakukannya.”

Laki-laki itu menjawab, “Wahai Ibrahim, apa ini? Mana mungkin, sementara Dia mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, apakah pantas kamu makan rizki-Nya, tinggal di bumi-Nya, lalu kamu bermaksiat kepada-Nya, padahal Dia melihatmu, mengetahui apa yang kamu tampakkan dan kamu rahasiakan?”

Laki-laki itu menjawab, “Tidak. Katakan yang keempat”

Ibrahim menjawab, “Jika Malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, maka bilang kepadanya, “Nanti dulu, aku mau bertaubat dengan benar-benar dan beramal kerana Allah”

Laki-laki itu berkata, “Dia tidak mungkin akan menerima”

Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, jika engkau tidak mampu menolak malaikat maut supaya engkau bisa bertaubat dan engkau mengetahui bahwa jika dia mendatangimu dia tidak memberimu kesempatan, lantas bagaimana engkau berharap selamat?”

Laki-laki itu berkata, “Katakan yang kelima?”

Ibrahim berkata, “Jika malaikat Zabaniyah mendatangimu pada hari Kiamat untuk menyeretmu ke Neraka, maka jangan engkau menurutinya”

Laki-laki itu berkata, “Mereka tidak akan membiarkanku dan tidak akan menerimaku”

Ibrahim bertanya, “Bagaimana engkau bisa berharap selamat?”

Laki-laki itu berkata, “Ya Ibrahim, cukup..cukup.., aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah.”

Laki-laki itu benar-benar memenuhi janji taubatnya. Dia rajin beribadah dan menjauhi maksiat sampai dia meninggal dunia.

Dimbil dari “Mausu'ah Qishashis Salaf”, edisi bahasa Indonesia “Ensklopedi Kisah Generasi Salaf” karya Ahmad Salim Baduwailan, penerbit Elba

Kamis, 27 Agustus 2009

SIAPA SEBENARNYA YANG TERORIS


Akhir-akhir ini marak berita tentang terorisme, baik itu melalui Tv, Koran, Radio, atau melalui mulut para masyarakat. berita atau isu terorisme ini telah membawa begitu banyak mudharat di tengah-tengah masyarakat, bagaimana tidak, tuduhan terorisme itu seakan-akan hanya di tujukan kepada Umat Islam, dengan kata lain bahwa sebenarnya yang ada di mindset para anti teror itu adalah Umat Islam itu sebagai sarang teroris, lalu Isu ini pun merebak ke telinga masyarakat yang pada hakikatnya tidak memahami apa-apa, selain dari apa yang ia dengar, lalu ikut-ikutan mengklaim orang-orang yang rajin beribadah sebagai teroris.
padahal sejarah munculnya isu terorisme itu adalah Isu yang dibuat oleh AS, di mana pada saat itu AS sangat antusias untuk membantu para mujahid untuk masuk ke kota afghanistan pada saat terjadi konflik, lalu setelah mereka ingin kembali, maka mereka akan di tunggu di bandara dan diculik, lalu dibawa kabur. oleh karena itu, karena para pejuang tadi ini merasa bahwa biar bagaimanapun mereka tetap tidak akan bisa kembali ke kampung halamannya, maka kumpulan pejuang tadi ini membentuk sebuah lembaga yang di namakan Al-Qaeda, nah Al-Qaedah inilah kemudian di cap oleh AS sebagai gembong teroris terbesar. beginilah cara picik orang-orang yahudi dan nashrani, mereka ingin menyingkirkan kita dari jalan yang sudah kita yakini sebagai jalan menuju syurga.
kembali ke Indonesia label teroris ini sekarang sudah melekat pada Umat Islam, dengan pernyataan aparat yang menyuruh untuk mengawasi orang-orang yang berjubah, bersurban dan berjenggot. apalagi ketika seluruh ceramah-ceramah agama itu di awasi oleh aparat, katanya untuk menghindari provokatif.
yang kita takutkan adalah jangan sampai karena pencapan sebagai teroris itulah kemudian membuat Umat Islam gerah dan melakukan perlawanan. sebaiknya tidak ada pemberian label seperti itu, sebenarnya yang harus di berikan label seperti itu adalah koruptor dan orang orang yang tidak patuh pada Ajaran Islam ini, bukan pada orang yang ahli Ibadah, sungguh ini merupakan sebuah kekeliruan yang sangat besar.
Ingat......
Para singa Allah sedang beristirahat, mereka lagi bertafakkur dan bermunajat kepada Rabb sememta Alam, yang di mana tidak akan ada penolong selainnya pada Hari Kiamat nanti, oleh karena itu jangan engkau usik dia, jangan sampai engkau membuatnya terbangun, membiarkannya mengaum, lalu singa ini akan menerkammu, baru ia bisa beristirahat kembali. kepada kalian semua orang-orang yang masih berada di benak mereka tentang umat islam itu adalah teroris, maka sayan mengajak kalian tuk bertaubat, dan bermunajat di hadapan Allah pada bulan yang penuh hikmah.
Islam adalah Agama yang menjunjung tinggi perdamaian
Tapi Ia juga tidak akan pernah tunduk pada penguasaan zalim.
Keep hamazah................

Minggu, 23 Agustus 2009

Binasalah Yahudi Durjana


DAN BINASALAH
YAHUDI. .. !! !(*)
(Nubuwat1 Kehancuran Bangsa Biadab Yahudi
Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah yang Shahih)

Wahai putera-putera kera dan babi...
Para pembunuh Rasul Alloh dan para Nabi...
Dirikanlah terus dan bangunlah kehancuranmu di tanah
muqoddas
Kau jemput kebinasaanmu dengan hujaman lemparan
batu cadas
Tinggikanlah bangunanmu sesuka hatimu
Sesungguhnya kehancuranmu akan menimpamu
Tidak lama lagi waktumu akan tiba untuk merana
Dan ketetapan Alloh pastilah terlaksana
Untuk saudara-saudaraku yang terbakar oleh kemarahan
karena Alloh
Melihat saudara-saudara muslimin yang dibantai di bumi
Alloh
Oleh bangsa keturunan kera dan babi yang dilaknat oleh
Alloh
Bersabarlah... karena sesungguhnya kemenangan itu ada
di tangan Alloh
Yang akan diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
berjuang di jalan Alloh

1(*) Disusun dari beberapa sumber oleh Abu Salma al-Atsari.
Sengaja kami pilih kata Nubuwat daripada kata ramalan,
karena kata nubuwat lebih sesuai dan pantas daripada
penggunaan kata ramalan. Kata ramalan seringkali
berasosiasi dengan klenik, khurofat, takhayul ataupun
metafisika. Sedangkan nubuwat maka asosiasinya adalah
dengan wahyu : al-Qur’an atau as-Sunnah yang shahih.

Senin, 13 Juli 2009

Pentingnya Persahabatan


Kepada kalian Sahabatku
Kepada kalian jiwa hatiku
kucoba untuk menggoreskan sedikit kata demi mempererat ikatan ukhuwah kita ke depan.
Wahai saudaraku...
mungkin aku bukanlah orang yang besar dan memiliki pemahaman luas akan Islam ini, aku juga bukanlah seorang ahli ibadah seperti para sahabat dan ulama,
aku hanyalah manusia biasa yang masih membutuhkan perbaikan hidup,
aku sadar akan semua itu, akan tetapi aku juga sadar bahwa setiap manusia memiliki kelebihan masing-masing.
Di sini aku ingin mengutarakan gagasan-gagasan yang aku miliki, dengan mencoba merangkul kalian untuk menjadi bagian dari pada perbaikan itu.
Saudaraku....
Sadarkah kita kalau sekarang ini kita sedang mengalami penurunan nilai-nilai ruhiyah, kita sedang disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan duniawi. tidakkah kita merasakannya???
ruh atau sering saya namakan degan cahaya, dia sekarang mulai padam, cahayanya tidak lagi seterang yang dulu. nah...itulah sebab yang kemudian membuatku sadar dan mengambil kesimpulan bahwa kita membutuhkan cahaya-cahaya lain untuk membuatnya kembali menjadi terang benderang.
Saudaraku....
dalam mengarungi perjalanan panjang ini kita sedang menaiki yang namanya kendaraan Iman dan Taqwa, di mana hanya kendaraan inilah yang akan mengantar kita menuju sungai yang mengalir indah yang di janjikan oleh Allah SWT. Ada kendaraan lain, tetapi kendaraan itu memiliki jalur sendiri, dia adalah maksiat dan dosa, kalau kita menaiki kendaraan ini maka kita akan sampai di tempat lain yang bukan menjadi tujuan kita.
Saudaraku...
Perlu kita ketahui juga bahwa setiap kendaraan itu membutuhkan yang namanya bensin, nah yang menjadi bensin di sini adalah amal ibadah kita atau ruhiyah kita. kemudian kita juga menyadari bahwa perjalanan itu akan terasa sunyi ketika cuma kita sendiri yang berada di atas mobil itu, selain sunyi, bisa jadi di pertengahan jalan, mobil ini macet kehabisan bensin atau dia macet akibat pengaruh maksiat. Nah... oleh sebab itulah kita membutuhkan yang namanya sahabat teman, kita ingin menuju tempat itu bersama. bukan pergi sendiri-sendiri.
beginilah kehidupan yang tidak akan bisa di jalani sendiri, kita tidak akan cukup kuat kalau mennjalaninya sendiri, kita butuh sahabat yang dapat mengingatkan kita dan mengarahkan kita ke arah yang benar, ketika kita melakukan kesalahan atau salah jalur.

Rabu, 08 Juli 2009

KEPADA SIAPA KUMENGADU...??????


Semuanya berawal dari cerita kelam masa lalu, di mana hidup ini benar-benar berlalu dengan permainan dan senda gurau berlebihan. sekarang... cerita kelam itu meninggalkan sekian banyak penyesalan dalam mengarungi kehidupan yang bernuansa baru ini. cerita kelam itu pulalah yang membuat sekian banyak dari teman-temanku pergi menjauh dariku dan tidak pernah percaya padaku.
Apakah ini sebuah kesalahan?
Lalu, kepada siapa kumengadu?
Bukankah beberapa dari sahabat Nabi juga mempunyai masa kelam yang di namakan dengan kejahiliyahan!!
Sekarang masa kelam itu, yaitu masa kelamku, telah berubah menjadi semangat besar & optimisme akan kejayaan islam di masa yang akan datang.
Masihkah cerita kelam itu dapat menenggelamkan semangat yang tengah berkobar ini?
Kepada siapa harus kumengadu?
Salahkah kalau hati ini terasa perih melihat orang-orang islam yang tidak lagi semangat mendengarkan kalam ilahi dan mereka terlena dan terbuai oleh nyanyian murahan dan sama sekali tidak menambah keimanan....???
Apakah salah, ketika tangan ini mengepal dan bergetar ingin memukul orang-orang Islam yang masih doyan dengan pacaran sebelum pernikahan?
Apakah juga salah, jika hasrat untuk menebas leher orang-orang yang mengatasnamakan dirinya Islam ini muncul, ketika melihat mereka berbuat kemaksiatan di mana-mana?
Kepada siapa harus kumengadu??
Ya.. Rabbi...
Jadikanlah hamba sebagai Umar bin Khaththab baru yang tidak mengenal kelembutan ketika berbicara tentang kemaksiatan dan kemunkaran para laknatullah. Jadikanlah hamba sepertinya, walau diri ini masih terkadang melakukan kekhilafan.
Ya... Rabbi...
Dengarlah suara yang suci ini, suara yang keluar dari cerubung hati yang paling dalam. ia keluar bersama dengan keikhlasan cita-cita syuhada...

Minggu, 28 Juni 2009

TETAPLAH DI SINI


wahai para mujahid!
Kita telah berjalan begitu jauh dan lama di sebuah jalan yang tak memberi kita materi atau upah di dunia ini, tak terhitung lagi sudah berapa yang terjatuh, berapa yang berputus asa, sungguh jalan ini begitu meletihkan, membosankan, penuh dengan banyak duri.

lalu apa kita akan ikut dengan orang-orang yang berguguran itu, katakan tidak!!! jalan ini memang membosankan, tapi barang siapa yang mampu bertahan dan bersabar untuk menitih jalan ini, walau harus merangkak, maka dialah orang yang akan senantiasa di panggil namanya di syurga dan di berikan kepada mereka bidadari yang bermata indah laksana mutiara.
wahai para mujahid!
tiada yang ditakuti oleh bangsa yahudi selain pemuda yang berpegang teguh kepada Al-Quran, mereka mengklaim kita sebagai teroris, itu semua karena mereka takut kepada kalian, kalu orang yahudi mengkui kekuatan kita hingga kita di beri gelar teroris, lalu bagaimana dengan kita.?

INILAH PEMUDA


Untuk kalian yang masih teguh di jalan dakwah
Untuk kalian yang rela mengorbankan segalanya
Untuk kalian para pemuda pilihan bangsa, pemuda yang senantiasa meramaikan rumah Allah, pemuda yang menghiasi hari-harinya dengan tilawah, pemuda yang benci pacaran, pemuda yang senantiasa berbuat sesuai dengan apa yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah nabi dan pemuda yang selalu mempelajari agama ini.
Kepada kalian kutorehkan untaian kalimat di bawah ini, kepada kalian kurangkai kata yang mudah-mudahan bisa membuat kalian bangga dengan keislaman kalian.
Assalamu Alaikum wr.wb.
Sadar atau tidak, selama kita hidup, kita tlah menikmati berbagai fasilitas yang di berikan Allah kepada kita, kenikmatan itulah yang kemudian menuntut kita agar mensyukuri pemberiannya, cara mensyukurinya ialah dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, bukan bermaksiat dengan kenikmatan yang tlah di berikannya. kemudian kita harus selalu mengingat sejarah kita, sejarah nabi kita, pemimpin sekaligus suri tauladan yang baik bagi kita, beliau telah mencucurkan darahnya untuk sebuah pembuktian bahwa ia mencintai ummatnya, beliau tidak ingin melihat satupun dari hambanya merasakan panasnya api neraka, beliau hanya ingin menempatkan ummatnya pada syurga yang di bawahnya mengalir sungai yang begitu indah shalawat dan salam kepada-Nya dan kepada para sahabatnya, para shalafus shaleh, para pemuda yang tetap tegar berdiri di barisan terdepan jamaah ini.

Saya akan memulai pesan ini dengan menyebutkan beberapa sahabat yang muda, yang senantiasa mengorbankan segalanya demi jalan dakwah dan berdirinya bendera islam sebagai satu-satunya bendera yang akan menyelamatkan ummat manusia dari panasnya api neraka. saya ingin bertanya kepada kalian, apa kalian pernah mendengar nama zubair, shalahuddin Al-Ayyubi, Muhammad Al-Fatih, mereka semua adalah anak muda, Umurnya dibawah 20 tahun, tapi mereka berani berteriak lantang mengatakan "Ridho Allah lebih aku cintai dari pada dunia dan seisinya, walau kepalaku harus terpisah dari ragaku". sekarang kita bedakan dengan pemuda kita yang mempunyai persepsi salah tentang arti pemuda dan bagaimana seharusnya masa muda itu di habiskan, saya pernah berdebat dengan seorang pemuda, ceritanya pemuda ini marah kepada saya karna saya telah mempengaruhi pacarnya untuk putus degan dia lalu ikut "tarbiyah/halaqah", dia berkata kepada saya apa urusanmu kenapa kamu ganggu hubunganku dengan si...., saya cuma menjawab, saya tidak pernah merasa mengganggu hubungan seseorang, saya cuma merasa bahwa saya tlah menyadarkan kepada wanita itu bagaimana terhormatnya seorang perempuan dalam islam, sehingga mereka tidak boleh di coba-coba seperti langsat di pinggir jalan.
kebanyakan dari pemuda sekarang lebih senang menghabiskan waktu mereka untuk bercanda, bermain, gossip, pacaran, dengar musik. mereka semua tidak lagi menghidupkan keislaman dalam diri mereka, Al-Quran telah dia gantikan dengan musik murahan, bukankah Allah pernah mengatakan bahwa kita ini adalah "ummat" terbaik, akan tetapi dengan beberapa syarat "menyeru kepada yang makruf dan mencegah kepada yang mungkar" oleh karena itu jangan pernah bermimpi akan kejayaan islam kalau antum melakukan dua hal di atas, jangan sampai antum bersepakat dalam kesalaha/kemaksiatan, kalian bersepakat untuk buat rumah baru dalam neraka,jangan...jangan dan jangan.
Tugas kalian sebagai pemuda sangat berat, kalianlah yang seharusnya menjadi muara di mana orang-orang dapat mengalir tenang bersama kalian, jadilah manusia wajib, manusia yang bermanfaat bagi orang lain, di dalam diri kalian terdapat potensi yang sangat besar, kalian harus tetap berdiri, meski badai besar datang menerjang kalian, masa muda adalah bonus kenikmatan yang Allah titipkan kepada kita, agar kita bisa meraup amal sebanyak-banyaknya, bukan malah mengumpulkan dosa dengan kreatifitas yang bermacam-macam. apa kalian pernah mendengar nama sukarno. dia adalah anak muda yang pernah memimpin bangsa ini, dia juga pernah mengatakan "berikan saya sepuluh pemuda, akan kugoncangkan bumi ini", mengapa harus pemuda? karna potensi antara anak-anak dan orang tua menyatu dalam raga kalian, jangan pernah takut untuk melantangkan sebuah kebenaran, jangan pernah minder dengan budaya keislaman kalian, karena itu semualah yang akan menjadi wasilah bagi kalian untuk masuk kejannah Allah. satu lagi yang perlu anda ingat, anda jangan pernah merasa bangga dengan keadaan kalian sekarang ini, anda tetap harus melakukan lompatan-lompatan di dalam mengetahui agama ini meskipun secara gradual yang penting komitmen kalian. lalu raih gelar syahadah yang hanya di peruntukkan kepada sebagian orang.

Abi, Ummi Relakan Nanda Jadi Jundi


Abi, Ummi.....
Esok Nanda akan pergi bersama badai
Menerjang hujan, memecah sunyi
Dengan seragam duri
lalu berjalan di iringi letupan senjata
Abi, Ummi....
Ikhlaskan tubuh ini
Terkoyak oleh peluru
Relakan darah ini
Tercecer di bumi palestina
Demi terwujudnya cita jundi
Abi,Ummi....
Kecup keningku tuk terakhir
Agar dada menjadi kuat
Untuk menghancurkan tank-tank yahudi
Agar jiwa tak surut gentar
Walau 1000 pasukan di hadapan
Abi, Ummi.....
Nakda pikul janji suci
Untuk kembali ke pangkuanmu
Atau ke pangkuan Rabbku
Imbalan hidup mulia
Atau mati bergelar syuhada
Ku takkan kembali sebelum meraih salah satunya

BONEKA KECILKU


Sekian lama waktu kita lalui bersama
Tangis sudah tak asing di telingaku
Rengekan, kekanak-kanakan
merupakan bagian yang tak terpisahkan darimau
Bonekaku.....
Aku merindukan cengenganmu
Ingin rasanya melilhatmu selalu merengek
Namun aku tidak ingin menuruti egoku
Mengharapmu merengek tanpa dewasa
Bonekaku....
Suatu saat kamu akan menghilang dariku
Aku tak akan bisa lagi merasakan auramu
Akan tetapi di saat kamu pergi
Aku yakin akan datang sebuah kupu-kupu
Yang akan membuatku tersenyum
Sosok kupu-kupu itu akan trus kunanti
Munculnya dari dirimu
Uhhhhh....
Dasar boneka!!!

SUARA HATI


sunyi.....
tanpa riuh gelombang mengitari
menjadi sahabat sejati
di setiap suasana hati
sepi........
tanpa ada canda mewarnai
menjadi sahabat sejati
di setiap relung hati
berani....
suara hati memekik tinggi
memberi uluran tangan kasih
tuk menjadi penghibur hati
bangkitlah...
jangan pernah bersedih
cobalah tersenyum dengan sayat hati
yang terluka
majulah....
di saat orang lain futur
majulah...
walau hanya kau seorang
bertemankan sunyi dan sepi

DIAMLAH SEJENAK


Mengapa....?
Cacian selalu mendera
Pada hamba yang terdiam sepi
Di setiap relung hati
Lalu tertawa
Diamlah sejenak...
Telinga ini panas
Telinga ini akan pecah
Dengan gelombang cacian
Dengan desah hinaan
Diamlah sejenak...
Seraya menghisab diri
Atas kata tanpa makna
Atas cacian tanpa dalih
cukup...
Jangan kalian ganggu
Singa yang sedang istirahat ini
Ia akan mengaum keras
Ia akan segera bangun

CACIAN TAK BERUJUNG


malam begitu terjal, keindahan nampak di seluruh penjuru langit, malam selamanya indah, walau tak ada rona sang rembulan yang bersinar, malam akan selamanya indah, walau tanpa kerlap-kerlip bintang menghiasi cakrawala, semuanya akan selamanya berwarna, walau yang tanpak di permukaan adalah hitam kelam, tapi bukankah itu juga sebagian dari warna.
kutahu bahwa selamanya malam akan menjadi sesuatu yang begitu indah, dan semua orang juga tahu itu, tapi adakah di antara kita yang tahu hati seorang hamba? hati yang kadang gersang, tapi orang tidak berangggapan demikian, malam ini di tengah-tengah keindahan terdapat hati yang berteriak, meronta, meminta akan datangnya sebuah keadilan, sebenarnya dia hanya objek dari sang pemilik hati, ia adalah seorang hamba yanga tegar perawakannya, sosok yang tak kenal lelah, sosok yang takkan pernah sedih dengan datangnya kematian, ia juga sebenarnya hanyalah objek dari para pencaci.
harinya takkan pernah lepas dari cacian dan hinaan, dia sebenarnya marah dan ingin berontak, tapi hati dan perasaannya memaksanya tuk diam, diam dan diam, ia kasihan kepada sang pencaci yang merasa dirinya kuat dan besar dengan mencaci saudara mereka, ia juga bersyukur kepada para pencaci, yang dengan caciannya akan mengantarkannya menuju tangga-tangga ujian dan akan membukakan investasi-investasi baginya di akhirat. sekarang ia mulai sadar bahwa cacian ini takkan pernah berhenti,kecuali dengan gelar syahadah. tetap tegar... biar Allah yang menjadi penilai bagi segala amal.

SEBUAH TANGGA SEJARAH


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Perputaran roda zaman kian hari melaju dengan putaran yang sama, ia sama sekali tidak ingin berhenti, walau sejenak. Ia akan meninggalkan sebuah kepedihan dan penyesalan kepada para pemalas di dunia ini, tapi denganya jugalah akan terukir sejarah indah bagi orang-orang yang menyadari keberadaannya di muka bumi ini.
Berbicara tentang masa depan sebuah negara, maka semua orang pasti mempunyai ide dan gagasan yang berbeda di tempurung kepala mereka akan sebuah kejayaan negerinya yang tercinta. Namun terkadang ide dan gagasan besar itu di benturkan oleh keadaan dan terkadang ia condong bergerak tanpa sebuah pegangan dan landasan yang kuat, terkadang pula ia mendaki tanpa tangga-tangga masa lalu, yang seharusnya menjadi acuan segala pergerakan.
Apa yang di maksud dengan tangga masa lalu, ia adalah kesinambungan sejarah, mengambil ilmu dari kegagalan masa lalu dan menjadikannya sebagai sebuah indikator keberhasilan masa depan, karena tidak mungkin kita bisa melakukan sesuatu tanpa dasar dan landasan yang kuat.
Sejarah adalahs sebuah spion kehidupan bagi kendaraan yang di namakan waktu, spion adalah sebuah kebutuhan bagi setiap kendaraan, agar kita berjalan tetap memperhatikan apa yang ada di belakang kita, tapi bukan juga berarti bahwa spion itu kita selalu lihat, dia hanya di lihat sekali-kali untuk membuat laju dan pergerakan yang lebih cepat.
Nah.... kita kembali keapda ide dan gagasan besar bagi kebangkitan sebuah negara, khususnya negara indonesia yang telah melakukan sekian kali pergantian kepemimpinan dan sistem pemerintahan. Lalu apa sekaramg indonesia telah menjadi baik? Jawabannya belum. Karena yang di lahirkan oleh pemerintah kita hanya kesinambungan kepedihan masa lalu, semua orang terlanjur tidak mempercayai beberapa pemimpin kita yang tlah lewat.
Kita juga pahami bahwa sebuah negara itu juga bergantung banyak kepada pemimpinnya, sementara kita di indonesia tengah mengalami kiadaan itu, yaitu krisis karakter pemimpin yan melaju dengan berimbang dengan krisis global yang terjadi di dunia, bahkan ia lebih parah dari pada krisis finansial kita.
Lalu apa kita akan pasrah dengan keadaan ini, tidak.... kita masih punya banyak harapan akan kejayaan bangsa ini ke depan, generasi pemuda yang ada sekarang ini adalah aset negara yang paling besar yang harus di jaga, karena pemuda memiliki begitu banyak gagasan dan ide-ide besar, selain dari pada itu dalam jiwa pemuda jugalah tersimpan semangat juang yang begitu bergelora, yang terkadang tidak tersalurkan ke tempat yang seharusnya dan mengakibatkan bentrokan di mana-mana.
Yang jelasnya sekarang bukan lagi waktunya kita menangisi masa lalu yang suram di negara ini, akan tetapi sekarang kita harus menjadikan semua masa lalu itu menjadi tangga sejarah menuju puncak kejayaan dan menembus ruang cakrawala.
BANGKIT INDONESIAKU HARAPAN ITU MASIH ADA

Rabu, 24 Juni 2009

KERISAUANKU KINI............


Siksa dunia seakan menerpaku, mengguncang jiwaku dengan keras,
aku dibenturkan oleh dua problematika dalam ikatan ukhuwah.
di satu sisi aku tak ingin kehilangannya, tapi di sisi lain aku juga tak dapat menolak keinginannya. sakit..... terasa menusuk raga ini, dia telah mengkoyak-koyak semangatku.
mengapa.... ia harus pergi, sehingga dunia terasa sepi,
cahaya ini hanya tinggal setengah karena setengahnya sedang mencari tempat baru bagi sinarnya yang begitu silau, mungkin cahayanya memang tak pantas bersanding dengan cahayaku yang kadang redup dan tak dapat mengimbangi laju dan perkembangan cahayanya.
sekali lagi kucoba tuk bertanya kepada siapapun yang masih bernyawa, baik ia manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekalipun. saksikanlah diriku yang sedang merana ini, ia merana akan suatu hal yang indah. takkah kalian merasakan getarannya sedikitpun!!!!
sekarang kucoba tuk memformat ulang ulasan dari sejarah masa lalu yang begitu indah di anganku,
ku ingin menghilangkan virus yang menghancurkan hubunganku dengannya
virus itu tak boleh tinggal begitu lama dalam diriku
ia harus keluar
keluar.... mencari tempatnya sendiri
lalu membiarkanku bersama sahabat seperjuanganku
untu mengukir sejarah baru
sejarah yang tak pernah terlintas di pikiran makhluk Allah yang lainnya
kecuali aku dan dia
kembalilah wahai saudaraku
kembalilah karena keridhoan Allah yang kita impikan bersama
kembalilah karena sebuah perjuangan yang tak berujung ini
kembalilah.....
ambil kembali segala peralatan perangmu
lalu kita pergi bersama mencari sebuah tempat yang kekal
yang di berikan kepada para syuhada-Nya
amien........

Rabu, 17 Juni 2009

Penantian Yang Panjang


malam tanpa bias cahaya di sekitarnya, tengah memberikan kekuatan tersendiri bagi jiwa yang telah lama kehausan ini, jiwa ini belum terlalu kenyang akan hasil pencapaian dunia, dia masih mencari-cari format yang baik di dunia fana dan menipu ini.
di mana lagi harus kudamparkan angan-anganku
sedang jiwa telah berteriak keras dengan kerinduannya
dia sedang meraung kehausan
bukan haus akan kenikmatan dunia
bukan pula kehausan yang membutuhkan air
akan tetapi, ia haus akan sebuah negeri impian
yang kian hari selalu menari indah di angan-angan
kapan waktu itu datang?
akankah dia datang menjemput?
kalau dia datang, apa yang tengah kita persiapkan?
Ya Allah percepatlah...........

Selasa, 16 Juni 2009

Perjalanan Dakwah


Tak terasa seubah pohon bongsai yang dulunya mungil dan hanya indah di pandang mata kini telah berubah bersamaan dengan perjalanan waktu dan perputaran zaman yang tak ingin berhenti walau sejenak, pohon itu dulunya hanya bisa dipandang oleh beberapa orang, itupun hanya orang-orang tertentu. pandangan orang akan pohon itu adalah dia sangat indah dan menawan, akan tetapi cerita itu mulai berbeda lebih dari 100 derajat, pohon itu sekarang telah menjulang tinggi, semua orang dari berbagai kalangan sudah bisa melihat dan memberikan penilaian kepadanya, Ia tidak hanya di anggap indah sekarang ini, tapi ia kadang menjadi hal-hal yang menakutkan bagi orang yang tidak memahami pertumbuhanya. orang-orang yang berada dibawah pohon itupun mulai merasa khawatir dengan berbagai angin yang menghantam pohon itu dari atas, angin itu makin hari makin kuat dan kencang, orang-orang yang berada di bawahnya takut akan jatuhnya pohon itu. mengapa tidak ada yang berpikir bahwa dengan besarnya pohon itu serta perkembangan pohon itu bisa menjadi tempat bernaung bagi orang-orang sekitar?????. mengapa?? , bersabarlah sejenak dengan segala cobaan, dengan berbagai terpaan gelombang angin yang sedang menghadang. karena, angin itu akan menjadi batu loncatan, dan akan membantu perkembangannya, dia tidak akan bisa menghancurkannya, selama masih ada beberapa orang yang siap berpegang di pohon itu.

Antara cinta, amanah dan cita syuhada


Hari berlalu dengan penuh kekaguman dan kekecewaan dari lingkaran para sahabat aktivis. pohon pun semakin berkembang, walau harus berjuang dengan sendirinya, kini kudapati diriku tengah melalui masa pertumbuhan yang akan banyak menghadapi berbagai cobaan.
terasa perjuangan akan pergerakan dakwah itu semakin menggebu-gebu di dalam gejolak jiwa sang perindu syahid ini, akan tetapi hambatan dan perjuangan itu semakin hari semakin berat, ketakutan akan terabaikannya sebuah amanahpun semakin besar. akankah ada jalan kepercayaan yang bisa masuk melalui celah kecil dalam angan akan kejayaan islam ini sebagai satu-satunya panji yang akan berkibar dan menjulang tinggi.

Minggu, 14 Juni 2009

KEPADA PARA PEMUDA DAN SECARA KHUSUS KEPADA PARA MAHASISWA [ Hasan Al-Banna ]

Bismillahirrahmanirrahim
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja,
yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendirisendiri,
kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit
pun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu
sebelum (menghadapi) adzab yang keras.' Katakanlah, 'Upah apapun yang aku m
inta kepadamu, maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.' Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku mewahyukan
kebenaran. Dia Maha Mengetahui segala yang ghaib.' Katakanlah, `Kebenaran telah
datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak pula akan mengulangi.'
Katakanlah, 'Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan
diriku sendiri, dan jika aku mendapatkan petunjuk, maka itu adalah disebabkan apa
yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi
Mahadekat." (Saba': 46-50)
Wahai pemuda! Saya panjatkan puji ke hadirat Allah, yang tiada Tuhan melainkan
Dia. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Muhammad, imam para
pembaru dan penghulu para mujahid; keluarga; sahabat; dan para tabi'in.
Wahai pemuda! Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan
manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya,
semakin bersemangat dalam merealiasasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan
berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas,
semangat, dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena
sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan
adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan
dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri
para pemuda.
Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan.
Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuataannya. Dalam setiap
fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.
"Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk." (AI-Kahfi: 13)
Beranjak dari sini, sesungguhnya banyak kewajiban kalian, besar tanggung jawab
kalian, semakin berlipat hak-hak umat yang harus kalian tunaikan, dan semakin
berat amanat yang terpikul di pundak kalian. Kalian harus berpikir panjang, banyak
beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat; dan
hendaklah kalian mampu menunaikan hak-hak umat ini dengan sempurna.
Ada di antara pemuda yang tumbuh dalam situasi bangsa yang dingin dan tenang,
di mana kekuasaan pemerintah telah tertanam kuat dan kemakmuran telah
dirasakan oleh warganya.
Sehingga pemuda yang tumbuh dalam suasana ini aktifitasnya lebih banyak tertuju
kepada dirinya sendiri daripada untuk umatnya. Dia pun kemudian cenderung mainmain
dan berhura-hura karena merasa tenang jiwanya dan lega hatinya.
Ada juga pemuda yang tumbuh dalam suasana bangsa yang keras dan bergolak,
di mana bangsa itu sedang dikuasai oleh lawannya dan dalam semua urusan
diperbudak oleh musuhnya. Bangsa ini berjuang semampunya untuk
mengembalikan hak yang dirampas, tanah air yang terjajah, dan kebebasan,
kemuliaan, serta nilai-nilai agung yang hilang. Saat itulah kewajiban mendasar bagi
pemuda yang tumbuh dalam situasi seperti ini adalah berbuat untuk bangsanya
lebih banyak dari pada berbuat untuk dirinya sendiri. Jika ia lakukan hal itu, ia akan
beruntung dengan mendapatkan kebaikan segera di medan kemenangari dan
kebaikan -yang tertunda- berupa pahala dari Allah swt.
Barangkali, merupakan suatu keberuntungan bagi kita bahwa kita termasuk
pemuda kelompok kedua (yang dibesarkan dalam situasi keras dan bergolak). Oleh
karena itu, kedua mata kita pun terbuka di hadapan sebuah umat yang terus
berjihad dan berjuang untuk mendapatkan hak dan kebebasannya. Bersiapsiaplah
wahai para tokoh! Sungguh, alangkah dekatnya kemenangan bagi kaum mukminin
dan alangkah besarnya keberuntungan bagi para aktifis yang tak henti berjuang.
Wahai pemuda! Barangkali ancaman yang cukup berbahaya pada bangsa yang
mau bangkit -dan kita sekarang berada di fajar kebangkitan adalah munculnya
beragam isme, banyaknya seruan-seruan, warna-warninya manhaj, perbedaan
dalam penetapan strategi dan sarana perjuangan, dan tidak sedikitnya orang yang
berambisi untuk menjadi pemimpin dan penguasa.
Berawal dari sini, maka studi perbandingan terhadap isme-isme menjadi amat
penting bagi siapa saja yang menginginkan perbaikan: Dari sini pula, maka
kewajiban saya adalah menerangkan kepada kalian dengan ringkas dan jelas
tentang dakwah Islam pada abad keempat belas hijriyah.
DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN, DAKWAH ABAD EMPAT BELAS HIJRIYAH
Wahai pemuda! Kita telah beriman dengan keimanan yang tidak perlu
diperdebatkan dan tidak ada keraguan di dalamnya. Kita juga telah yakin dengan
sebuah keyakinan yang lebih tangguh dari gunung dan lebih dalam dari rahasiarahasia
yang ada di dalam benak, bahwa sesungguhnya tidak ada fikrah yang benar
kecuali satu saja. Dialah fikrah yang bisa menyelamatkan dunia dari penindasan,
membimbing manusia yang bimbang dan menunjukkannya ke jalan yang lurus. Oleh
karena itu, rasanya hanya fikrah inilah yang pantas untuk berkorban dengan jiwa
dan harta, dengan yang murah ataupun yang mahal, demi deklarasi dan penyebaran
kebenarannya, serta membawa manusia ke dalam naungannya.
Fikrah itu adalah Islam yang hanif, tiada cacat di dalamnya, tiada setitik noda
menyelimutinya, dan tidak akan sesat bagi yang mengikutinya.
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu).
"Tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana" (Ali Imran: 18)
"Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu." (AIMaidah:
3)
Oleh karena itu, Fikrah kami adalah Islam; di atas Islam fikrah itu tegak, kepada
Islam fikrah itu bersandar, demi Islam fikrah itu berjihad, dan karena meninggikan
kalimatnya fikrah itu beramal. Kita tidak mungkin akan mengganti Islam sebagai
sistem, tidak rela menjadikan selainnya sebagai imam, dan tidak akan taat kepada
yang lain dalam pengambilan hukum.
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali tidak akan
diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Ali
Imran: 85)
Telah datang kepada Islam dan kaum muslimin suatu masa yang di dalamnya
terjadi peristiwa demi peristiwa dan bergilir bencana demi bencana. Musuh-musuh
mereka berusaha memadamkan lentera Islam, menyembunyikan keagungannya,
menyesatkan para pengikutnya, melenyapkan hukum-hukumnya, melemahkan bala
tentaranya, dan menyelewengkan ajarannya -dengan cara mengurangi, menambahi,
atau men-ta'wil-kan dengan interpretasi yang tidak semestinya. Situasi itu masih
berlanjut dengan lenyapnya Islam dari pentas politik, terbengkalainya kedaulatan
Islam pada skala internasional, tercabik-cabiknya tentara Muhammad, dan jatuhnya
bangsa ini ke dalam genggaman kaum kafir dalam keadaan hina dan tidak berdaya.
Oleh karenanya, kewajiban pertama bagi kita sebagai aktifis Ikhwan adalah
menyampaikan kepada manusia tentang batas-batas Islam ini secara jelas dan
sempurna, tanpa ditambah dan dikurangi, dan tidak pula membuat rancu ajarannya.
Hal yang demikian itu merupakan aspek teoritis dari fikrah kami. Kemudian, pada
saat yang bersamaan kami menuntut dan mengkondisikan mereka untuk
mewujudkannya dalam amal nyata. Hal yang kedua inilah merupakan aspek amali
dari fikrah kami. Tiang penyangga kami dalam melaksanakan itu semua adalah
Kitab Allah yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya, Sunah Rasul yang
shahih, dan sirah kaum salaf dari umat ini. Di balik itu, kami tidak menghendaki apaapa
kecuali ridha Allah, melaksanakan kewajiban, membimbing manusia, dan
menunjuki mereka. Kami akan berjuang untuk terwujudnya fikrah kami, kami akan
berjuang atas apa yang telah kami yakini, kami akan mengajak manusia ke sana,
dan akan kami kerahkan segala sesuatu demi keberhasilannya. Dengan demikian,
kami akan hidup mulia atau mati terhormat: Syi'ar abadi kami adalah: Allah tujuan
kami Rasul pemimpin kami; Al-Qur'an undang-undang kami; jihad jalan kami; dan
mati di jalan Allah adalah cita-cita kami yang tertinggi.
Wahai pemuda! Sesungguhnya, Allah telah memuliakan kalian dengan
menisbatkan diri kepada-Nya, beriman terhadap keberadaan-Nya, dan tumbuh
dalam naungan agama-Nya. Dengan agama itu pula, Allah menetapkan atas kalian
derajat yang tinggi di dunia, amanah kepemimpinan atas sekalian alam; dan
kemuliaan seorang ustadz di hadapan murid-muridnya.
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada AIlah." (Ali Imran:
110)
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adi) dan
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan} manusia dan agar Rasul menjadi
saksi atas perbuatan kamu." (AI-Baqarah: 143}
Oleh karenanya, yang pertama kali Allah serukan kepada kalian adalah hendaklah
kalian yakin akan eksistensi kalian, mengetahui posisi kalian, dan percaya bahwa
kalian adalah para pewaris kekuasaan dunia, meski musuh-musuh kalian
menghendaki agar kaliait tetap terhina. Kalian adalah para guru bagi dunia, meski
pihak-pihak selain kalian berusaha untuk mengungguli dengan gebyar kehidupan
dunia.
Sesungguhnya, kesudahan terbaik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. Oleh
karena itu, (wahai pemuda) perbaruilah iman, kemudian tentukan sasaran dan
tujuan langkah kalian: Sesungguhnya, kekuatan pertama adalah iman, buah dari
iman ini adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan
yang gilang-gemilang. Oleh karenanya, berimanlah kalian, eratkanlah ukhuwah,
sadartlah, dan kemudian tunggulah (setelah itu) datangnya kemenangan. "Berikan
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman." Dunia ini sedang dalam kandisi
gundah gulana. Semua sistem yang ada telah gagal melakukan perbaikan.
Sesungguhnya, tidak ada jalan keluar dari permasalahan itu kecuali Islam.
Oleh karenanya, majulah -dengan asma Allah- untuk menyelamatkannya. Semua
orang tengah menunggu datangnya seorangjuru selamat, dan juru selamat itu tiada
lain kecuali risalah islamiyah, di mana kalian yang membawa lenteranya dan
memberikan kabar gembira kepada manusia dengan keberadaannya.
Wahai pemuda! Sesungguhnya, manhaj Ikhwanul Muslimin itu telah jelas tahapan
dan langkah-langkahnya. Kalian tahu benar apa yang kami inginkan dan kami
paham benar sarana apa saja yang dipergunakan untuk mewujudkan keinginan itu.
1. Pertama-tama, kami menginginkan seorang yang muslim dalam pola pikir
dan akidahnya, dalam moralitas dan perasaannya, serta dalam amal dan
perilakunya. Ini merupakan salah satu upaya pembentukari individu mukmin
dalam dakwah kami.
2. Setelah itu, kami menginginkan terbangunnya rumah tangga yang islami
dalam pola pikir dan akidahnya, dalam moralitas dan perasaannya, serta
dalam amal dan perilakunya. Untuk itu, kami juga memperhatikan kaum
wanita sebagaimana perhatian kami kepada kaum pria. Kami juga
memperhatikan anak-anak sebagimana perhatian kami kepada pemuda.
3. Setelah itu, kami juga menginginkan bangsa yang muslim. Untuk'itulah, kami
berusaha agar dakwah kami sampai ke setiap pelosok, suara kami bisa
didengarkan di setiap tempat, fikrah kami bisa dipahami dengan mudah, serta
bisa menerobos ke seluruh penjuru desa, kota, dan pusat-pusat kegiatan.
Untuk itu, kami tidak akan menyia-nyiakan potensi dan sarana yang ada.
4. Setelah itu, kami menginginkan sebuah pemerintahan Islam yang bisa
memimpin bangsa menuju masjid dan membimbing manusia kepada hidayah
Islam, sebagaimana pemerintahan Islam sebelumnya yang telah berhasil
membawa mereka ke jalan itu dengan bimbingan para sahabat Rasul, seperti
Abu Bakar dan Umar ra. Dari sinilah kami tidak mengakui sistem
pemerintahan apa pun yang tidak menekankan dan tidak bertumpu pada
asas Islam. Kami juga tidak mengakui partai-partai politik yangada dan
berbagai bentuk pemerintahan konservatif yang dipaksakan oleh orang kafir
dan musuh-musuh islam untuk menerapkan dan mengamalkannya. Kami
akan berusaha untuk menghidupkan sistem hukum Islam dalam setiap
aspeknya dan membangun pemerintahan yang islami dengan berasaskan
sistem ini.
5. Setelah itu, kami menginginkan' agar setiap jengkal dari negeri-negeri kami
yang muslim bergabung bersama kami. Negeri-negeri itulah yang dahulu
dijajah dan dipecah belah oleh sistem politik Barat dan diporak-porandakan
kesatuannya oleh ambisi bangsa-bangsa Eropa. Oleh karena itu, kami tidak
mengakui adanya pembagian-pembagian teritorial yang bersifat politis dan
berbagai kesepakatan internasional yang ada setelahnya, karena hal itu
semualah yang telah menjadikan negara Islam yang besar ini terpecah
menjadi negaranegara kecil yang lemah, sehingga mudah dikuasai oleh
penjajah. Kami tidak akan tinggal diam terhadap proyek pemberangusan
kemerdekaan bangsa dan membiarkan meraka menjadi budak bagi bangsa
lainnya. Mesir, Syiria, Irak, Hijaz, Libya, Tunis, Aljazair, Mauritania, dan setiap
jengkal tanah yang di dalamnya terdapat seorang muslim yang berseru
"Lailaaha Illallah ", semua itu adalah Negara Islam Raya. Kami berusaha
untuk memerdekakan, menyelamatkan, membebaskan, dan mempersatukan
antara yang satu dengan lainnya. Kalau penguasa Jerman memaksakan
kehendaknya untuk melindungi setiap orang yang mengalir di tubuhnya darah
Aria, maka sesungguhnya ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim
agar menjadikan dirinya sebagai pelindung bag'i siapa saja yang relung
jiwanya terisi oleh ajaran-ajaran Al-Qur'an. Oleh karenanya, dalam tradisi
Islam, faktor kesukuan tidak boleh lebih dominan daripada faktor iman.
Dalam Islam, akidah adalah segalanya. Bukankah hakekat iman seseorang
itu tercermin dari pengungkapan cinta dan bencinya?
6. Setelah itu, kami menginginkan agar panji Islam kembali berkibar
memenuhijagad raya. Dahulu, pada beberapa kurun iktu wilayah-wilayah itu
pernah sejahtera dalam naungan Islam. Bergema di dalamnya suara
muadzin dengan takbir dan tahlilnya. Kemudian, datanglah masa di saat para
penah berupaya memadamkan cahayanya, maka kembalilah wilayah-wilayah
itu kepada kekufuran. Andalusia, Cicilia, Balkan, negeri-negeri Italia bagian
selatan dan Cyprus, semua itu (dulu) merupakan wilayah Islam, dan di waktu
mendatang harus kembali ke pangkuan Islam. Laut Tengah dan Laut Merah
yang merupakan dua laut Islam juga harus kembali perti sedia kala. Jika
Jendral Musolini berpendapat bahwa imperium Romawi dan negara-negara
yang tergabung dalam imperium itu dahulu harus kembali ke dalam
rengkuhannya -yang itu hanya didasarkan atas ambisi dan desakan hawa
nafsu- maka tentunya kita lebih berhak untuk mengembalikan kejayaan
imperium Islam, yang pernah tegak di atasnya kebenaran dan keadilan, dan
yang telah menebarkan cahaya hidayah kepada sekalian manusia. setelah
itu, dengan berkibarnya panji Islam tadi kami bermaksud mendeklarasikan
dakwah kami kepada seluruh alam, menyampaikannya kepada sekalian
manusia, memenuhi seatero bumi dengan ajarannya, dan memaksa setiap
penguasa yang diktator untuk tunduk kepadanya. Sampai akhirnya tidak ada
lagi Fitnah dan agama ini semuanya milik Allah. taat itulah, kaum muslimin
bergembira dengan pertolongan Allah.
7.
Allah menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia Mahaperkasa lagi
Mahapemurah. Pada setiap tahapan yang telah kita paparkan di atas terdapat
langkah, rincian, dan sarana-sarananya. Namun, di sini kami hanya memaparkan
dengan tidak memperpanjang uraian dan tidak pula membuat rincian.
Allah adalah Dzat tempat memohon pertolongan. Cukuplah Dia bagi kami, Dia
adalah sebaik-baik pelindung. Mungkin mereka yang picik dan pengecut akan
mengatakan bahwa itu semua adalah angan-angan dan ilusi yang sedang
menyelimuti jiwa manusia. Sungguh, perkataan ini adalah sebuah kekerdilan yang
kami tidak pernah mengenalnya dan Islam pun tidak mengakuinya. Dia adalah sifat
wahn yang bersemayam dalam hati umat ini. Sifat itulah yang menjadikan musuhmusuh
Islam semakin menancapkan kuku-kuku pengaruhnya dalam tubuh umat ini.
Itu semua adalah wujud kegersangan hati dari nilai-nilai keimanan, dan
keberadaannya menjadi sebab utama terpuruknya kaum muslimin. Kami akan
mendeklarasikan dengan lantang bahwa setiap muslim tidak percaya dengan
manhaj seperti ini, tidak akan berbuat untuk merealisasikannya, dan yang demikian
itu memang tidak mendapat tempat dalam Islam. Oleh karenanya, hendaklah
mereka mencari fikrah lain yang bisa menjamin dan mengamalkannya.
Wahai pemuda! Kalian tidak lebih lemah dari generasi sebelum kalian; yang
dengan perantaraan mereka Allah membuktikan kebenaran manhaj ini. Oleh
karenanya, janganlah merasa resah dan jangan merasa lemah. Pampangkan di
depan mata kalian firman Allah,
"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul-Nya) yang kepada mereka ada
orang-orang yang mengatakan, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,' maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah
menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung." (Ali Imran: 173)
Kita akan menempa diri, sehingga setiap kita menjadi seorang muslim sejati. Kita
akan membina rumah tangga-rumah tangga kaum muslimin menuju terbangunnya
rumah tangga yang islami. Setelah itu, kita akan menempa bangsa kita menjadi
bangsa yang muslim, yang tertegak di dalamnya kehidupan masyarakat yang islami.
Kita akan meniti langkah-langkah yang sudah pasti, dari awal hingga akhir
perjalanan. Kita akan mencapai sasaran yang telah digariskan Allah bagi kita, bukan
yang kita paksakan untuk diri kita. Allah tidak menghendaki kecuali
menyempurnakan cahaya-Nya, meski orang-orang kafir tidak menyukainya.
Untuk itu, kita telah mempersiapkan keimanan yang tidak mungkin goyah, amal
yang berkelanjutan, tsiqah (kepercayaan) kepada Allah yang tidak akan melemah,
dan jiwa-jiwa yang merindukan pertemuan dengan Allah dalam keadaan syahid di
jalan-Nya. Jadikanlah itu semua sebagai landasan dan hakekat dari politik internal
dan eksternal kita, karena sesungguhnya dengan begitu kita akan bertumpu kepada
Islam. Kita pun akan mengetahui bahwa sesungguhnya memisahkan agama dari
politik itu bukan dari ajaran Islam. Pemisahan itu tidak pernah dikenal oleh kaum
muslimin yang jujur dalam beragama dan paham akan ruh ajarannya. Oleh karena
itu, hendaklah berlalu dari kami siapa saja yang ingin memalingkan kami dari
manhaj ini, karena sesungguhnya mereka adalah musuh Islam, atau orang-orang
Islam yang bodoh terhadapp ajarannya. Tidak ada yang ingin memalingkan kami
darinya kecuali salah satu di antara keduanya.
Wahai pemuda! Adalah kesalahan besar bagi mereka yang menduga bahwa jamaah
Ikhwanul Muslimin adalah Jamaah Darwis, di mana para pengikutnya membatasi diri
dalam wilayah sempit dari pemahaman masalah ibadah. Seluruh konsentrasi gerak
mereka adalah shalar, shaum, dzikir, dan tasbih. Kaum muslimin pada periode awal tidak
pernah mengenal dan mengimani Islam dengan pemahaman seperti ini. Akan tetapi,
mereka meyakini Islam sebagai akidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan, akhlak
dan materi, budaya dan undangundang, serta toleransi dan kekuatan. Mereka meyakini
Islam sebagai sistem paripurna yang melingkupi seluruh aspek kehidupan, mengatur
perkara dunia sebagaimana dia mengatur perkara akhirat. Mereka yakin bahwa Islam
adalah sistem operasional sekaligus spiritual. Islam menurut mereka adalah agama dan
daulah, mushaf dan pedang. Dengan pemaharnan seperti itu, mereka tidak melupakan
perkara ibadah dan tidak alpa dari menjalankan kewajibankewajiban terhadab Rabb-nya.
Mereka berusaha untuk ihsandalam shalat, tilawah Al-Qur'an, dan berdzikir kepada-Nya
sebagaimana yang telah diajarkan kepada mereka tanpa ditambah atau dikurangi, tidak
dibuat-buat, dan tidak pula dipersulit. Mereka adalah orang-orang yang paling tahu
tentang sabda Rasulullah saw.,
"Sesungguhnya agama ini kokoh, maka masukilah ia dengan lemah lembut..."
Namun demikian, mereka tetap bisa mengambil bagian dari dunia dengan tidak
mempengaruhi pencapaian keberhasilan akhiratnya. Mereka memahami Firman
Allah,
"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya urituk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rizki yang baik?" (AI-A'raf: 32)
Ikhwan memahami bahwa sebaik-baik identitas untuk sebuah jamaah adalah
identitas yang disandang oleh sahabat Rasulullah saw., yakni, "Layaknya pendeta di
malam hari dan seperti penunggang kuda di siang hari ".
Salah juga jika ada yang menyangka bahwa Ikhwanul Muslimin apatis terhadap
masalah kenegaraan dan Nasionalisme. Kaum muslimin adalah orang-orang yang
paling ikhlas berkorban bagi negara, mau berkhidmat kepadanya, dan menghormati
siapa saja yang mau berjuang dengan ikhlas dalam membelanya. Anda tahu sampai
sebatas mana mereka paham tentang Nasionalime mereka dan kemuliaan macam
apakah yang mereka inginkan untuk umatnya. Namun, perbedaan prinsip antara
kaum muslimin dengan kaum yang lainnya dari para penyeru Nasionalisme murni
adalah bahwa asas Nasionalisme Islam itu akidah islamiyah. Oleh karenanya,
mereka pun beraktivitas untuk negara seperti Mesir, berjuang dan berkorban demi
eksistensinya, dan bahkan banyak dari mereka yang gugur dalam perjuangan ini,
karena bagi mereka Mesir adaiah bumi Islam dan tanah air bagi umatnya.
Perasaan (anggapan) seperti ini tidak hanya terhadap Mesir saja, tapi juga untuk
seluruh bumi Islam, untuk seluruh negeri kaum muslimin. Sementara penyeru
Nasionalisme murni berhenti hanya sebatas negaranya saja. Ia tidak pernah
merasakan adanya kewajiban membela negara kecuali sekedar taklid kepada
pendahulu, atau ambisi ingin meraih popularitas, atau ingin mengejar prestise, atau
kepentingan tertentu yang lain. Mereka berbuat bukan karena kewajiban yang telah
ditetapkan oleh Allah atas hamba-hambaNya. Adapun pemahaman Ihkwanul
Muslimin terhadap Nasionalisme, maka cukuplah anda mengetahuinya dengan
membaca kalimat berikut. Mereka yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa
mengabaikan sejengkal tanah milik seorang muslim yang terjajah itu adalah tindak
kriminal yang tidak akan terampuni, sampai kita mau berbuat dan bisa
mengembalikan kemerdekaanya, atau menghancurkan para perampasnya. Tidak
ada keselamatan dari siksa Allah kecuali dengan cara ini. Salah besar jika ada yang
menyangka bahwa Ikhwanul Muslimin adalah para dai yang menyeru manusia
kepada kemalasan dan keterlenaan.
Ikhwan selau menyerukan di setiap kesempatan bahwa seozang muslim harus
menjadi pelopor dalam segala sesuatu. Ikhwan tidak rela hidup tanpa qiyadah, tanpa
amal, dan tanpa keunggulan dalam segala hal, baik dalam ilmu, kekuatan,
kesehatan, maupun finansial, karena keterbelakangan dalam suatu sisi dari
berbagai sisi yang ada itu akan membahayakan Fikrah kami dan -lebih dari itubertentangan
dengan ajaran Islam. Kendati demikian, kami juga tidak mengingkari
adanya watak materialis pada manusia, yang menjadikan mereka egois dan
individualis. Mereka mencurahkan keahlian, waktu, dan potensinya untuk
kepentingan dirinya sendiri. Maka masing-masing mereka tidak pernah berpikir
untuk beramal bagi yang lainnya, dan sama sekali tidak memperhatikan kepentingan
umatnya. Padahal Rasulullah saw. pernah bersabda,
"Barangsiapa yang tidak memperhatikan perkara kaum muslimin, maka dia bukan
golongan mereka."
Sebagaimana beliau juga bersabda,
"Sesungguhnya Allah menggariskan (untuk berbuat) Ihsan dalam segala hal."
Tidak benar jika ada yang menyangka bahwa Ikhwanul Muslimin adalah kumpulan
para propagandis rasialisme yang membeda-bedakan status sosial di antara
anggota masyarakat. Kami menyatakan bahwa Islam adalah agama yang sangat
menekankan kepada pemeluknya untuk menghormati kesatuan kemanusiaan
secara umum. Sebagaimana termaktub dalam firman Allah,
"Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
supaya kamu saling kenal mengenal." (AI-Hujurat: 13)
Islam datang untuk mewujudkan kebaikan bagi sekalian manusia dan sebagai
rahmatan lil alamin. Dan agama yang demikian itu tentunya jauh dari membedabedakan
hati dan membelah-belah dada. Dari sinilah Al-Qur'an datang untuk
menegaskan kesatuan ini, sebagaimana dalam firman-Nya,
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun dari rasulrasul-Nya." (AIBaqarah:
285)
Islam telah mengharamkan permusuhan, sampai-sampai dalam keadaan marah
dan benci sekalipun. Maka Allah swt. berfirman,
"Dan jangan sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa." ( AIMaidah:
8)
Islam juga memerintahkan untuk berbuat baik (ihsan) antara sesama warga negara,
meski berbeda ideologi dan agama.
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari
negerimu." (AI-Mumtahanah: 8)
Islam juga memerintahkan kepada kita untuk berbuat dan bermuamalah secara baik
kepada orang-orang kafir dzimmi. Kami memahami ini semua, maka kami tidak
pernah mengajak kepada perselisihan antar kelompok ataupun fanatisme golongan.
Namun demikian kami juga tidak akan membeli kesatuan ini dengan iman kami,
tidak akan melakukan tawar-menawar dalam masalah akidah untuk
merealisasikannya, dan kami juga tidak akan pernah mengorbankan kemaslahatan
kaum muslimin demi terwujudnya kesatuan yang semu. Kami hanya akan membeli
kesatuan itu dengan kebenaran dan keadilan, dan cukuplah itu bagi kami. Maka
barangsiapa yang berusaha dengan yang selain itu, niscaya kami akan
menghentikannya dan akan kami jelaskan mengenai kesalahan yang dilakukannya.
Sungguh kemuliaan itu bagi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.
Salah juga jika ada yang menduga bahwa Ikhwanul Muslimin itu bekerja untuk
kepentingan salah satu lembaga atau sebagai underbouw dari salah satu jamaah
yang ada. Para aktifis Ikhwan berbuat untuk meraih tujuan yang telah mereka yakini
sesuai petunjuk dari Tuhannya. Dan petunjuk itu adalah Islam. Sementara
pengikutnya ada di setiap waktu dan tempat. Mereka membelanjakan apa yang
telah dirizkikan Allah kepada mereka, semata-mata untuk mencari ridha-Nya.
Mereka bangga bahwa hingga saat ini mereka tidak pernah menadahkan tangan
untuk meminta bantuan kepada orang lain, dan tidak pernah memohon pertolongan
kepada pihak luar, baik individu ataupun lembaga.
Wahai pemuda! Di atas kaidah-kaidah yang kokoh dan kepada nilai-nilai ajaran
yang tinggi inilah kami mengajak kalian semua. Jika kalian yakin dengan kebenaran
fikrah kami, mau mengikuti langkah-langkah kami, bersedia meniti jalan Islam yang
hanif bersama kami, rela melepaskan segala jenis fikrah yang selainnya, serta mau
memperjuangkan keyakinan dengan semua potensi yang kalian miliki, maka
cukuplah hal itu menjadi kebaikan kalian di dunia dan di akhirat. Dan insya Allah
dengan perantaraan kalian, Allah akan mewujudkan sesuatu yang pernah
diwujudkan pada masa generasi pendahulu kalian, pada periode awal dari
perjalanan umat ini. Setiap aktifis dari kalian yang jujur di medan Islam akan
mendapati apa yang membuat ia rela akan cita-citanya dan mau sibuk dengan
aktifitasnya, jika ia adalah orang-orang yang jujur Adapun jika kalian menolak,
bersikap plin-plan, meragukan, dan bimbang di antara isme-isme yang penuh
syubhat dan sistemsistem yang telah nyata-nyata gagal, maka sesungguhnya
barisan Allah akan tetap berlalu tanpa harus dipusingkan oleh sedikit atau
banyaknya jumlah. "Dan tiadalah kemenangan itu kecuali dari sisi Allah yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
IKHWANUL MUSLIMIN DI BAWAH NAUNGAN PANJI AL- QUR'AN
Kepada para pemuda yang merindukan lahirnya kejayaan...
Kepada umat yang tengah kebingungan di persimpangan jalan...
Kepada para pewaris peradaban yang kaya raya, yang telah menggoreskan catatan
membanggakan di lembar sejarah umat manusia...
Kepada setiap muslim yang yakin akan masa depan dirinya sebagai pemimpin dunia
dan peraih kebahagiaan di kampung akhirat...
Kepada mereka semua kami persembahkan risalah ini.
RISALAH IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA
Adalah sebuah risalah masa lalu yang penuh kobaran semangat jihad, untuk
generasi hari ini yang tengah bergejolak dan dilanda kegelisahan...
Sebuah bekal hari ini yang sarat tuntutan, untuk masa depan yang penuh cahaya...
Wahai para pemuda, wahai mereka yang memiliki cita-cita luhur untuk membangun
kehidupan...
Wahai kalian yang rindu akan kemenangan agama Allah...
Wahai semua yang turun ke medan, demi mempersembahkan nyawa di hadapan
Tuhannya...
Di sinilah petunjuk itu, di sinilah bimbingan...
Di sinilah hikmah itu, di sinilah kebenaran...
Di sini kalian dapati keharuman pengorbanan dan kenikmatan jihad...
Bersegeralah bergabung dengan parade bisu...
Untuk bekerja di bawah panji penghulu para nabi...
Untuk menyatu dengan pasukan Ikhwanul Muslimin...
"Sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi dan agama seluruhnya milik Allah."
Ikhwanul Muslimin Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga, dan para
shahabatnya. Kami ucapkan salam Islam, salam dari sisi Allah yang penuh berkah
dan kebaikan, "Assalaamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
Wahai Ikhwanul Muslimin! Wahai umat manusia seluruhnya. Suara jeritan ini; yang
berkumandang dari relung tragedi kemanusiaan yang getir dan memilukan; yang
lahir dari rahim kegelapan zaman ini, di arus kehidupan yang memancar dari
teriakan prihatin seluruh alam; yang dibawa oleh gelombamg lembut menyelusup ke
berbagai penjuru kehidupan; yang dapat mematikan secara mengejutkan segala
impian, janji-janji, dan fenomena yang menipu serta penuh kepalsuan; Mendorong
kita untuk terjun dengan dakwah ini dakwah yang tenang, namun lebih gemuruh dari
tiupan angin topan yang menderu... dakwah yang rendah hati, namun lebih perkasa
dari keangkuhan gunung yang menjulang... dakwah yang terbatas, namun
jangkauannya lebih luas dari belahan bumi seluruhnya... Ia sepi dari perilaku yang
menipu, dan gemerlap yang penuh dusta. Sebaliknya, ia dikemas oleh keagungan
hakikat, keindahan wahyu, dan pemeliharaan Allah. Ia bersih dari berbagai
kerakusan nafsu dan kepentingan pribadi. Oleh karenanya, ia mampu melahirkan
putra-putra generasi yang percaya padanya dan tulus bekerja untuknya; yang
memandu tertegaknya bangunan di bawah naungan dakwah yang pertama...
Wahai Ikhwanul Muslimin! Wahai manusia seluruhnya. Dengarlah suaranya
yang bergemuruh, yang disambut oleh seruan para da'i setelahnya sebagaimana
teriakan dakwah sebelumnya:
"Wahai yang berselimut, bangun dan berilah peringatan. Dan Tuhanmu maka
agungkanlah." Bersamaan dengan itu berkumandang pula firman-Nya,
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (AI-Hijr: 94)
Dan wahyu senantiasa menyeru seluruh umat manusia dengan seruan,
"Katakanlah, 'Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; Tidak ada Tuhan
selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan,' maka berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi, yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimatkalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat
petunjuk." (AI-A'raf: 158)
Di mana posisi kita berhadapan pesan-pesan Islam ini?
Wahai Ikhwanul Muslimin! Wahai manusia seluruhnya. Sesungguhnya Allah swt.
telah membangkitkan untukmu seorang pemimpin, telah menggariskan bagimu
aturan, telah menjelaskan kepadamu hukum-hukum, menurunkan untukmu sebuah
Kitab, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, membimbingmu
menuju kebaikan dan kebahagiaan, serta menunjukimu ke jalan yang lurus. Adakah
kamu telah mengikuti pemimpin itu, kamu hormati aturannya, kamu praktekkan
hukum-hukumnya, dan kamu sakralkan Kitab yang dibawanya? Sudahkah kamu
halalkan yang ia halalkan dan kamu haramkan yang ia haramkan? Berterus
teranglah dalam menjawab pertanyaan tersebut, niscaya akan kamu jumpai hakekat
yang jelas di hadapanmu. Seluruh aturan yang engkau jadikan pijakan dalam setiap
urusan hidupmu adalah aturan buatan manusia belaka; yang tidak ada
hubungannya dengan Islam; tidak digali dari sumber nilai Islam dan tidak pula
disandarkan kepadanya. Undang-undang yang mengatur urusan dalam negerimu,
peraturan yang mengatur hubungan negaramu dengan negara lain (baik bilateral
maupun multilateral), undang-undang peradilan, undang-undang pertahanan
keamanan dan militer, sistem ekonomi (baik menyangkut ekonomi negara maupun
personal), sistem pendidikan, bahkan undang-undang perkawinan dan
kerumahtanggaan serta sistem perilaku personal, juga mentalitas umum para
pejabat dan rakyat serta berbagai fenomena kehidupan yang dilahirkannya, semua
itu adalah sistem dan undang-undang yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Apa Lagi yang Masih Tersisa
Lihatlah masjid-masjid itu, yang megah dan indah, dia dipenuhi oleh orang-orang
lemah dan renta, yang menunaikan rakaat shalatnya tanpa muatan ruh dan
kekhusyukan, kecuali sedikit dari padanya yang mendapat hidayah Allah.
Sedangkan hari-hari puasa mereka setiap tahun tidak lebih dari sekedar saat-saat
bermalasan dan berhari libur, serta saat untuk memanjakan makan dan minum di
malam harinya. Sedikit sekali dari mereka yang memperoleh pembaharuan ruh iman
dan penyucian hati dengan puasanya.
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan amat
sedikitlah mereka itu..." (Shaad: 24)
Lalu berbagai penampilan yang menipu seperti pakaian, kopyah, tasbih dengan
berbagai asesorisnya, jenggot yang menjuntai panjang, sorban yang membalut
sekujur badan, kata-kata agamis yang diucapkan.... Apakah hanya sebatas itu
hakekat Islam yang diinginkan Allah. Hanya sebatas itukah Islam yang diturunkan
sebagai rahmat yang agung dan anugerah yang besar bagi seluruh alam?
Apakah seperti ini hidayah yang dibawa oleh Muhammad saw., yang dengannya
hendak dikeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya? Itukah hakekat syari'at
Al-Qur'an yang akan mengobati penyakit umat manusia dan menyelesaikan
persoalan mereka, yang telah meletakkan sistem nilai yang cermat dengan akarnya
yang kokoh- untuk melakukan perbaikan?
Gelombang Taklid Kepada Barat
Wahai Ikhwanul Muslimin! Wahai umat manusia seluruhnya. Kita harus
memahami bahwa sebuah gelombang peradaban yang siap menghempaskan dan
arus pemikiran yang siap melemparkan telah mengharu-biru akal pikiran manusia,
yang membuatnya lalai dan terpedaya, hingga jatuh tersungkur dalam kubangan
kenikmatan semu.
Berbagai faham dan aliran bangkit dengan seruannya, beragam filsafat pemikiran
dan sistem nilai dimunculkan, berbagai bangunan peradaban ditegakkan, semua ini
bersatu dalam rangka menghadapi arus Islam yang telah mengaliri jiwa putraputranya.
Mereka bersatu untuk memperdayakan umat di tempat tinggalnya sendiri,
mengepung mereka dari segala penjuru, merasuki negeri dan rumah-rumah mereka,
bahkan menguasai hati, nalar, dan perasaan mereka. Mereka menyiapkan segala
daya dan upaya yang dapat memperdaya umat dengan kekuatan dan
kekuasaannya, dengan suatu upaya yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ia
hancur luluhkan umat Islam hingga akar-akarnya, dan ia pecundangi berbagai
negeri yang dahulu pernah cemerlang di bawah panji Daulah Islam. Dan ini semua
memberi pengaruh yang amat nyata, sehingga lahirlah generasi yang gersang dan
papa, yang lebih akrab dengan nilai-nilai di luar Islam daripada dengan miliknya
sendiri.
Mereka lalu menempati posisi-posisi penting sebagai pengendali urusan umat,
mereka menduduki posisi terhormat dalam urusan pemikiran dan politik, maupun
moral dan agama. Bahkan banyak diantaranya yang menduduki lembaga eksekutif.
Lalu mereka mendorong umat untuk bekerja memenuhi apa yang menjadi ambisi
dan obsesinya, padahal dirinya tidak tahu persis apa yang dimauinya dan apa pula
yang menjadi orientasi hidupnya. Akhirnya, berkumandanglah suara propagandis
yang menyeru kepada pemikiran toghut: Jika kalian melepaskan sisa-sisa semangat
Islam kalian, kalian terima dengan lapang dada tawaran untuk merengkuh nikmat
hidup ini dengan segala harga, pola pikir dan fenomenanya, kalian lemparkan jauhjauh
pola pikir kuno yang ada di kepala dan benak kalian dengan tulus hati, tidak
munafik dan menipu, maka hakikatnya kalian telah berperilaku sebagaimana orangorang
barat namun mulut kalian tetap bersuara sebagaimana orang-orang muslim.
Sesungguhnya kita mengetahui bahwa kita telah jauh dari hidayah dan akar
pemikiran Islam. Sebenarnya Islam tidak menolak untuk memetik kemanfaatan dan
hikmah dari mana pun datangnya, namun ia menolak tegas jika harus
menyerupakan segala sesuatunya dengan hal yang di luar Islam, atau melemparkan
aqidah, kaidah-kaidah hukum, serta pemikiran Islam, untuk kemudian membeo di
belakang masyarakat yang telah terperdaya oleh dunia dan terperangkap oleh tipu
daya syetan.
Sungguh, ilmu pengetahuan telah maju, ketrampilan telah canggih, pemikiran telah
berkembang, harta berceceran dan dunia gemerlapan dan umat manusia pun
tenggelam dalam lautan kenikmatan. Namun demikian, apakah ini semua
mendatangkan kebahagiaan hakiki bagi mereka?
Apakah itu semua menciptakan rasa aman pada hidup mereka?
Atau, apakah ini semua membawa jiwa mereka menuju ketenangan dan kedamaian
yang sejati? Apakah setiap orang telah menikmati saat tidurnya?
Apakah air mata derita manusia benar-benar tiada lagi menetes?
Apakah kejahatan telah diperangi sehingga masyarakat telah aman daripadanya?
Apakah berjuta fakir miskin telah benar-benar dapat mencukupi kebutuhan perutnya
yang dililit rasa lapar?
Apakah berbagai tempat hiburan dan kesenangan yang telah memenuhi setiap
tempat benar-benar telah menghibur mereka yang didera derita hidup terusmenerus?
Apakah masyarakat telah benar-benar mencicipi hidangan ketenangan dan
kedamaian, dan telah aman dari perilaku orang-orang aniaya?
Wahai manusia, sedikit pun tidak mereka dapatkan semua itu. Jika demikian, lalu
apa keistimewaan peradaban ini dibanding dengan peradaban yang lain? Dan
bukan itu saja. Tidakkah kita melihat bahwa sistem hukum, sistem pendidikan, dan
akar filsafat mereka, bahkan paradigma ilmu pengetahuan yang mereka bangun
serta angka-angka yang mereka ciptakan terdapat sesuatu yang paradoks antara
satu bagian dengan bagian lainnya. Dan tidakkah kita mengamati bahwa berbagai
eksperimen yang telah meminta korban yang besar dan waktu yang panjang
berujung pada kegagalan yang pahit, keputusasaan dan penderitaan?
URGENSI KEBERADAAN KITA
Lantas apa urgensi keberadaan kita wahai Ikhwanul Muslimin? Secara umum
dapat dikatakan bahwa kita berhadapan dengan gelombang materialisme, yang
berupa kebangkitan sektor materi dan peradaban kelezatan serta syahwat, yang
mana ia telah memerosotkan moral bangsa-bangsa Islam, menjauhkan mereka dari
kepemimpinan Nabi saw. dan hidayah Qur'an, menghalangi dunia dari
bimbingannya, menarik mundur peradabannya ke masa ratusan'tahun silam
sehingga kita terbelenggu di negeri sendiri dan membiarkan masyarakat bergulat
dengan derita.
Kita tidak boleh tinggal diam di hadapan ini semua, namun harus kita hadapi
mereka di tempatnya dan siap bertempur di bumi mana ia bercokol, hingga dunia
seluruhnya menyuarakan dakwah atas nama Nabi saw. dan menanamkan
keyakinan kepada semua bangsa terhadap nilai-nilai Islam. Dengan demikian,
terkembanglah payung Islam mengayomi seluruh bumi. Ketika itulah impian setiap
muslim terwujud. Tidak ada lagi fitnah dan agama seluruhnya hanya milik Allah.
"Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari
kemenangan itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah.
Dia menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Mahaperkasa lagi
Ma~ha Penyayang." (Ar-Ruum: 30)
Itulah urgensi keberadaan kita secara umum. Adapun dalam tataran praktis, kita
ingin menegakkan nilai-nilai Islam di negeri Mesir terlebih dahulu, karena ia berada
di barisan depan di antara berbagai bangsa Islam dan masyarakatnya. Setelah itu
baru ditegakkan di negara-negara lainnya.
1. Menegakkan sistem perundangan dalam negeri, sebagai perwujudan firman
Allah,
"Dan hendaklah kamu meutuskan perkara di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu..."
(Al-Maidah: 49)
2. Menegakkan sistem perundangan yang mengatur hubungan negara dengan
berbagai bangsa di dunia, untuk mewujudkan firman Allah,
"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) . umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.." (Al-Baqarah:
143)
3. Menegakkan hukum peradilan yang berpijak pada ayat Qur'an,
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak berimaw hingga
mereka menjadikan kami hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa daiam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan
sepenuhnya." (An-Nisa: 65)
4. Menegakkan sistem perundangan pertahanan dan keamanan serta militer,
untuk merealisasi anjuran sikap siaga menghadapi perintah yang tertuang
dalam Qur'an,
"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa
berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah" (At-Taubah: 41
)
5. Menegakkan sistem ekonomi yang mandiri untuk mengatur kekayaan alam
dan harta benda, baik bagi negara maupun pribadi warganya. Hal ini berpijak
pada firman Allah,
"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang tidak sempurna
akalnya harta yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.." (An-Nisa: 5)
6. Menegakkan sistem pendidikan dan pengajaran dalam rangka memberantas
kebodohan, sesuai dengan pesan Ilahi dalam Qur'an,
"Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan." (Al-'Alaq: 1)
7. Menegakkan undang-undang keluarga dan kerumahtanggaan untuk
menciptakan suasana yang kondusif bagi pendidikan anak di rumah, baik
putra maupun putri. Hal ini sebagai realisasi firman Allah,
"Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (At-Tahrim: 6)
15
8. Menegakkan sistem perundangan yang mengatur perilaku individu untuk
mewujudkan keberhasilan hidup yang dicitacitakan, sesuai dengan isyarat
Qur'an,
"Telah beruntung orang yang mensucikan dirinya." (Asy-Syams)
9. Menegakkan iklim positif secara umum untuk melindungi setiap pribadi
masyarakat, baik pejabat maupun rakyat, dengan berpijak pada firman-Nya,
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
kehidupan duniawi, dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini.."
(Al-Qashash: 77)
Dengan tegaknya itu semua, kita menginginkan terwujudnya:
Pribadi muslim ..
Rumah tangga muslim ..
Masyarakat muslim ..
Pemerintah muslim ..
Dan suatu negara yang mengayomi negeri-negeri Islam, menghimpun berbagai
keanekaragaman kaum muslimin, menyiapkan kejayaan masa depan mereka,
mengembalikan buminya yang hilang dan berjuang mendapatkan kembali tanah air
mereka yang terampas.
Lalu ia panggul panji jihad dan bendera dakwah ilallah hingga dunia seluruhnya
damai di bawah naungan Islam. Banyak orang akan mengatakan ungkapan yang
serupa ini. Yang demikian itu bisa dimaklumi, karena mereka telah putus asa akan
nasib dirinya dan telah putus asa akan terjalinnya hubungan dengan Yang Mahakuat
dan Maha Menentukan. Akan halnya kami, tidaklah demikian
BEKAL KAMI
Wahai sekalian manusia! Inilah tujuan kami, dan inilah manhaj kami. Lantas apa
bekal kami untuk mewujudkan manhaj ini?
Bekal kami adalah bekal yang juga dimiliki para pendahulu kami. Dia adalah senjata
yang pernah dipakai untuk memerangi dunia oleh pemimpin dan teladan kami:
Muhammad Rasulullah saw. dan para shahabatnya. Dengan kelangkaan bilangan
dan sedikitnya bekal namun ditopang oleh kesungguhan yang agung. Itu pula
senjata yarig akari kami pergunakan untuk memerangi dunia ini kembali. Mereka
telah beriman dengan sedalam-dalamnya, sekuatkuatnya, sesuci-sucinya dan
seabadi-abadinya iman.
1. Iman kepada Allah, pertolongan, dan dukungan-Nya.
"Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada orang yang dapat mengalahkan
kamu..." (Ali Imran: 160)
2. Iman kepada panglimanya, beserta ketulusan hati, dan kepemimpinannya.
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu..." (Al-Ahzab: 21 )
3. Iman kepada sistem dengan keistimewaan dan keunggulannya.
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan..." (Al-Maidah: 16)
4. Iman kepada pesaudaraan dengan hak dan kewajiban serta kesuciannya.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara..." (Al-Hujurat: 49)
5. Iman kepada balasan akhirat dengan keagungan dan kelipatannya.
"...Yang demikian itu adalah karena mereka tidak ditimpa kehausan,
kepayahan, dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak pula menginjak suatu
tempat yang membangkitkan amarah orangorang kafir, dan tidak
menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi
mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (At-Taubah:
120)
6. Iman kepada keberadaan diri mereka sendiri, yakni sebagai jamaah yang
dipilih oleh takdir untuk berperan menyelamatkan alam semesta ini, yang
telah mendapatkan keutamaan dengan perannya ini dan jadilah mereka
sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia seluruhnya. Mereka telah
mendengar panggilan iman, lalu mereka pun beriman. Kita berharap bahwa
Allah swt. berkenan menanamkan rasa cinta kepada iman ini dan
menjadikannya sebagai hiasan di hati, sebagaimana Ia telah
menganugerahkan hal yang sama kepada para pendahulu kita.
7.
Iman Adalah Bekal Utama Kami
Mereka telah mengetahui dengan pengetahuan yang sebenar-benarnya dan
sekuat-kuatnya bahwa dakwah mereka tidak akan memperoleh kemenangan kecuali
dengan jihad, kesungguhan, dan pengorbanan jiwa raga. Maka mereka pun
persembahkan jiwa dan raganya. Mereka berjihad dengan sebenar-benar jihad dan
menyambut seruan Dzat Yang Maha Rahman kepada mereka,
"Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cinati daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.."' (At-taubah: 24)
Maka begitu mereka mendengar peringatan, mereka lari meninggalkan segalanya
dengan jiwa yang bersih dan kalbu yang ridha. Mereka bersuka cita dengan janji
setia yang telah mereka ikrarkan kepada Allah. Salah satu dari mereka memeluk
akrab kematian sambil bergumam, "...Menuju keharibaan Allah tanpa bekal." Salah
satu dari mereka mempersembahkan seluruh hartanya sembari berkata, "Untuk
keluarga saya sisakan Allah dan Rasul-Nya." Satu lagi dari mereka bahkan
bersenandung tatkala pedang musuh telah menempel di lehernya, Dan aku pun
tiada peduli tatkala terbunuh sebagi muslim Dalam keadaan bagaimana jua
pangkuan Allah lah tempat robohku Demikianlah, mereka adalah orang-orang yang
gigih perjuangannya, besar pengorbanannya, dan luas persembahannya. Demikian
juga yang kita inginkan. jihad Adalah Bekal Kami Juga Setelah itu semua kami
persembahkan, kami percaya sepenuhnya akan pertolongan Allah, dan kami yakin
atas dukungan-Nya.
"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. Yaitu orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah perbuatan yang
mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (AI-Hajj: 40)
Antara Hayalan dan Kenyataan
Orang-orang yang mendengar uraian ini akan berkata bahwa itu adalah hayalan
dan impian belaka. Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak memiliki kekuatan
apapun kecuali iman dan semangat jihad dapat mengalahkan kekuatan raksasa
yang memiliki senjata beranekaragam? Bagaimana mungkin mereka dapat
menembus jantung pertahanan musuhnya padahal ia berada di antara dua taring
harimau?
Banyak orang akan mengatakan ungkapan yang serupa ini. Yang demikian itu bisa
dimaklumi, karena mereka telah putus asa akan nasib dirinya dan telah putus asa
akan terjalinnya hubungan dengan Yang Mahakuat dan Maha Menentukan. Akan
halnya kami, tidaklah demikian keadaannya. Kami tegaskan bahwa ia adalah
kenyataan yang kami yakini wujudnya dan tengah kami perjuangkan tegaknya. Kami
merenungi firman Allah swt.,
"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu
menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan
sebagaimana kamu menderitanya, sedangkan kamu berharap dari Allah apa yang
tidak mereka harapkan.." (An-Nisa: 104)
Sesungguhnya para pendahulu kami, yang telah membebaskan berbagai wilayah
bumi dan telah Allah swt. kokohkan kedudukanriya, tidaklah besar bilangan
personilnya dan tidak pula melimpah bekal persiapannya, namun mereka beriman
dengan sungguh-sungguh dan berjihad. Dan hari ini kami akan kalkulasi diri dengan
penuh optimisme sebagaimana Rasulullah saw. mengkalkulasi pada suatu hari,
tatkala beliau bersabda,
"Berilah Khubbaib kabar gembira akan munculnya kemenangan ini sehingga
seorang pengembara berjalan dari Adn ke Amman tidak merasa takut kecuali
kepada Allah, dan domba pun aman di hadapan serigala."
Padahal ketika itu mereka masih bersembunyi. Sebagaimana suatu hari beliau
menjanjikan kemenangan kepada Suraqah bin Malik, mahkota salah seorang
petinggi Kisra. Padahal beliau ketika itu berhijrah dengan agamanya tanpa bekal
sesuatu pun kecuali Allah dan sahabatnya (Abu Bakar). Dan sebagaimana beliau
berteriak suatu hari tatkala menyaksikan istana putih Romawi, padahal ketika itu ia
dikepung pasukan musyrikin di Madinah dengan tentaranya dari segala penjuru,
"...Dan tatkala tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai
ke tenggorokan.." (Al-Ahzab: 10)
Lalu Apa Lagi Setelah Itu?
Setelah itu semua, kita menyaksikan telinga zaman dengan khusyuknya
mendengarkan dakwah Rasulullah saw., lisan sejarah pun menggemakan suara
ayat-ayat suci Al-Qur'an, maka menyemburatlah mentari hidayah dari kalbu para
sahabat dan pengikutnya di setiap tempat, besinarlah cahayanya menerangi alam,
semerbaklah harum bunga kedamaian menghiasi dunia, dan manusia pun dapat
menikmati manisnya kebahagiaan lan taran keadilan hukum. Rakyat merasakan
aman sentausa bernaung di bawah payung generasi awal ini, yakni murid-murid
Muhammad saw., maka direbutlah kemudian istana Romawi, tunduk pula
bersamanya kota-kota di Persia. Lalu bumi dipenuhi dengan bentangan ajarannya.
Tunduklah ia untuk menerima petunjuk yang menyelamatkan. Nafas kenabian
mengalirinya berpadu dengan wahyu Ilahi yang suci, sehingga Rahmat Allah
meliputinya dari segala penjuru.
"Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh
kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah
menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Mahakuat
lagi Mahaperkasa. Dan la menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraidhah)
yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka,
dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu
bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu
tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang
belum kamu injak. Dan adalah Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu." (Al-
Ahzab: 26)
Wahai manusia, kami akan mempersiapkan diri dengan bekal ini, dan kami akan
memperoleh kemenarigan sebagaimana yang diperoleh para pendahulu kami di
saat yang lalu. Tiada kemenangan kecuali dari sisi Allah Yang Perkasa lagi
Bijaksana. Dan Allah akan mewujudkan janji-janji-Nya kepada kami:
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang tertindas di bumi itu dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang
mewarisi (bumi)." (Al-Qashash: 5)
"Maka bersabarlah kamu, sesungguhnyajanji Allah adalah benar dan sekali-kali
jariganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu." (Ar-Ruum: 30)
Seandainya Kita Memiliki Pemerintahan
Seandainya kita memiliki pemerintahan Islam yang sebenarnya, yang dilandasi
kebenaran iman, yang mandiri pola pikir dan aplikasinya, yang menghargai
kebenaran ilmu dan melimpah ruahnya harta kekayaan yang dimiliki, yang
menghargai keagungan sistem nilai Islam yang diwarisi, dan yang percaya bahwa ia
merupakan obat bagi derita masyarakatnya dan petunjuk bagi manusia seluruhnya,
niscaya kita dapat menuntutnya untuk menegakkan dunia ini atas nama Islam.
Kemudian kita mempersilakan berbagai bangsa untuk melakukan studi dan
observasi atasnya, kita tunjukkan bangunan umat kepada mereka dengan dakwah
yang terus menerus, dengan pembicaraan yang argumentatif serta pengiriman dutaduta
terbaiknya secara berkala, juga cara-cara lainnya.
Dengan demikian jadilah wilayah ini titik sentral di tengah berbagai bangsa, baik
secara politik, moralitas maupun aktivitas sosial lainnya. Ia pun dapat melakukan
pembaharuan terhadap dinamika masyarakat, memberi dorongan kepada mereka
untuk meraih kejayaan dan menggapai sinar terang di masa datang, dan
menanamkan semangat serta kesungguhan dalam bekerja. Adalah sangat
mengherankan, sebuah faham seperti Komunisme memiliki negara yang
melindunginya, yang mendahwahkan ajarannya, yang menegakkan prinsipprinsipnya,
dan menggiring masyarakat menuju ke sana.
Demikian juga Fasisme dan Nazi. Keduanya memiliki bangsa yang mensucikan
ajarannya, berjuang untuk menegakkannya, menanamkan kebanggaan kepada para
pengikutnya, menundukkan seluruh ideologi bangsa-bangsa untuk mengekor
kepadanya. Dan lebih mengherankan lagi kita dapati berbagai ragam ideologi sosial
dan politik di dunia ini bersatu untuk menjadi pendukung setianya. Mereka
perjuangkan tegaknya dengan jiwa, pikiran, pena, harta benda, dan kesungguhan
yang paripurna; hidup dan mati dipersembahkan untuknya.
Namun sebaliknya, kita tidak mendapatkan tegaknya suatu pemerintah Islam yang
bekerja untuk menegakkan kewajiban dakwah kepada Islam, yang menghimpun
berbagai sisi positif yang ada di seluruh aliran ideologi dan membuang sisi
negatifnya. Lalu ia persembahkan itu kepada seluruh bangsa sebagai ideologi
alternatif dunia yang memberi solusi yang benar dan jelas bagi seluruh persoalan
umat manusia. Padahal syari'at Islam menetapkan bahwa dakwah adalah kewajiban
mutlak, wajib atas seluruh kaum muslimin, baik sebagai bangsa maupun sebagai
kelompok kecil, jauh sebelum semua ideologi tadi diciptakan dan sebelum diketahui
bahwa di sana ada sistem dakwahnya.
"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar.
Merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran: 104)
Akan tetapi, di mana gerangan para pemimpin negeri kita ini? Mereka semua telah
dididik di sarang pendidikan asing, mereka telah tunduk kepada pola pikirnya,
mereka demikian antusias rriengikuti jalan hidupnya, dan mereka berlomba menjilat
untuk mendapatkan keridhaannya.
Tidaklah berlebihan kiranya jika kami katakan bahwa gagasan-gagasan mandiri
dalam mengurus berbagai persoalan dan aktivitas, tidak lahir dari benak mereka
sendiri, apalagi lahir dari sistem nilainya. Sebenarnya telah kami tawarkan keinginan
ini kepada banyak pemimpin di Mesir. Namun sebagaimana biasa, mereka tidak
menyambutnya dengan antusias dan tidak memberi pengaruh sedikitpun pada
aktivitas mereka.
Orang-orang yang jiwanya, rumah tangganya serta urusan hidupnya, baikyang
pribadi maupun sosial telah kehilangan ruh Islamnya, tentu tidak mampu
mengalirkannya kepada orang lain, tidak kuasa untuk menyerukan nilai-nilai dakwah
yang bertentangan dengan sasaran yang diseru. Sebuah ungkapan mengatakan,
"Orang yang tidak memiliki sesuatu tidak dapat memberikannya." Memang bukan itu
urgensi keberadaan mereka, wahai Ikhwan. Suatu eksperimen telah membuktikan
bahwa mereka tidak berdaya sama sekali dalam mengemban tugas ini. Oleh
karenanya, ini menjadi tugas generasi baru. Perbaikilah aktivitas dakwahmu kepada
mereka, bersungguhsungguhlah dalam melakukan pembinaan, ajarilah mereka akan
kemandirian jiwa dan hati, kemandirian pemikiran dan penalaran, dan kemandirian
kerja dan jihad. Penuhilah-jiwa mereka yang enerjik dengan keagungan Islam dan
keindahan Qur'an, dan gemblenglah mereka di bawah kibaran panji Muhammad saw
Niscaya tidak lama lagi kalian akan menyaksikan munculnya seorang pemimpin
Islam, yang siap berjuang memerangi aib dirinya dan siap menciptakan kebahagiaan
bagi orang lain.
Karakter Pola Pikir Kami
Wahai Ikhwanul Muslimin! Wahai manusia seluruhnya. Kami bukan partai politik,
meskipun politik sebagai salah satu pilar Islam adalah prinsip kami. Kami bukan
yayasan sosial dan perbaikan, meskipun kerja sosial dan perbaikan adalah bagian
dari maksud besar kami. Kami bukan klub olah raga, meskipun olah raga dan olah
rohani menjadi salah satu perangkat terpenting kami. Kami bukan kelompokkelompok
macam itu semua, karena itu semua diciptakan untuk tujuan parsial dan
terbatas, untuk masa yang terbatas pula. Bahkan terkadang tidak dibuat kecuali
sekedar menuruti perasaan sesaat; ingin membuat organisasi, lalu dihias dengan
berbagai slogan dan sebutan kelembagaan yang muluk-muluk. Namun wahai
sekalian manusia, kami adalah pemikiran dan akidah, hukum dan sistem, yang tidak
dibatasi oleh tema, tidak diikat oleh jenis suku bangsa, dan tidak berdiri berhadapan
dengan batas geografis. Perjalanan kami tidak pernah berhenti sehingga Allah swt.
mewariskan bumi ini dengan segala isinya kepada kami, karena ia adalah sistem
milik Rabb, Penguasa alam semesta, dan ajaran milik rasul-Nya yang terpercaya.
Bukan sombong, kami inilah, wahai sekalian manusia, pemegang tongkat estafet
panji Islam sesudahnya. Kami angkat benderanya tinggi-tinggi sebagaimana para
shahabat mengangkatnya, kami kibarkan dan kami sebar luaskan ia sebagaimana
mereka menyebar luaskannya, kami jaga Qur'annya sebagaimana mereka
menjaganya, dan kami diberi janji kemenangan sebagaimana mereka diberinya.
Kami inilah rahmat Allah urituk seluruh alam. "Dan sungguh engkau pasti
mengetahui beritanya beberapa saat lagi."
Wahai Ikhwanul Muslimin .. Itulah posisi kalian, janganlah kalian kecilkan arti
dirimu, dengan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, janganlah kalian
tempuh jalan bukan Islam dalam dakwahmu, janganlah kalian ukur dakwahmu, yang
cahayanya diambil dari cahaya Allah dan sistemnya dari sistem yang dibawa
Rasulullah, dengan dakwah lain yang munculnya lantaran kebutuhan sesaat dan lalu
sirna ditelari masa dan berbagai peristiwa. Kalian telah berdakwah dan telah pula
berjihad. Dan kalian telah menyaksikan buah dari kesungguhan kalian yang besar
ini. Dengarlah, suara dakwah menggema, menyeru kepada kepemimpinan
Rasulullah saw. dan keunggulan undang-undang Qur'an, menyeru kepada
kebangkitan untuk berkarya dan memurnikan tujuan hanya untuk Allah swt. semata.
Lihatlah, darah telah mengalir di jalan Allah dari para pemuda yang suci dan mulia,
dan lihatlah pula semangat untuk meraih syahadah (mati syahid) di jalan Allah telah
berkobar. Ini semua adalah keberhasilan. Sebuah keberhasilan yang lebih besar
dari sekedar apa-apa yang kalian nantikan. Maka teruskan perjuanganmu,
berkaryalah secara nyata, Allah selalu bersamamu, sedangkan amalmu sekali-kali
tidaklah sia-sia.
Barang siapa bergabung bersama kami hari ini, ia telah beruntung sebagai
pendahulu. Dan barang siapa masih enggan bersama kami hari ini, padahal ia
seorang yang berhati ikhlas, ia akan bersama kami esok hari. Yang lebih dahulu
tentu lebih utama. Sedangkan barangsiapa yang berpaling dari dakwah kami, baik
karena tidak punya perhatian, atau karena sombong, atau karena meremehkan,
atau karena tidak yakin dengan kemenangannya, maka hari-hari mendatang akan
membuktikan bahwa dirinya salah besar, dan Allah swt. akan melempar
kebatilannya dengan kebenaran kami lalu Dia hancurkan kebatilan itu dan lenyaplah
akhirnya. Marilah bersama kami, marilah bersama kami, wahai para aktifis dakwah
dan para mujahid yang ikhlas. Di sinilah jalan lurus itu, di sini pula arah yang
Iempang, maka janganlah kau bagi-bagi kekuatan dan kesungguhanmu hingga
tercecer.
"Dan sesungguhnya, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah
kamu ikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalanjalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah agar kamu bertaqwa." (Al-
An'am: 153)