Senin, 13 Juli 2009

Pentingnya Persahabatan


Kepada kalian Sahabatku
Kepada kalian jiwa hatiku
kucoba untuk menggoreskan sedikit kata demi mempererat ikatan ukhuwah kita ke depan.
Wahai saudaraku...
mungkin aku bukanlah orang yang besar dan memiliki pemahaman luas akan Islam ini, aku juga bukanlah seorang ahli ibadah seperti para sahabat dan ulama,
aku hanyalah manusia biasa yang masih membutuhkan perbaikan hidup,
aku sadar akan semua itu, akan tetapi aku juga sadar bahwa setiap manusia memiliki kelebihan masing-masing.
Di sini aku ingin mengutarakan gagasan-gagasan yang aku miliki, dengan mencoba merangkul kalian untuk menjadi bagian dari pada perbaikan itu.
Saudaraku....
Sadarkah kita kalau sekarang ini kita sedang mengalami penurunan nilai-nilai ruhiyah, kita sedang disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan duniawi. tidakkah kita merasakannya???
ruh atau sering saya namakan degan cahaya, dia sekarang mulai padam, cahayanya tidak lagi seterang yang dulu. nah...itulah sebab yang kemudian membuatku sadar dan mengambil kesimpulan bahwa kita membutuhkan cahaya-cahaya lain untuk membuatnya kembali menjadi terang benderang.
Saudaraku....
dalam mengarungi perjalanan panjang ini kita sedang menaiki yang namanya kendaraan Iman dan Taqwa, di mana hanya kendaraan inilah yang akan mengantar kita menuju sungai yang mengalir indah yang di janjikan oleh Allah SWT. Ada kendaraan lain, tetapi kendaraan itu memiliki jalur sendiri, dia adalah maksiat dan dosa, kalau kita menaiki kendaraan ini maka kita akan sampai di tempat lain yang bukan menjadi tujuan kita.
Saudaraku...
Perlu kita ketahui juga bahwa setiap kendaraan itu membutuhkan yang namanya bensin, nah yang menjadi bensin di sini adalah amal ibadah kita atau ruhiyah kita. kemudian kita juga menyadari bahwa perjalanan itu akan terasa sunyi ketika cuma kita sendiri yang berada di atas mobil itu, selain sunyi, bisa jadi di pertengahan jalan, mobil ini macet kehabisan bensin atau dia macet akibat pengaruh maksiat. Nah... oleh sebab itulah kita membutuhkan yang namanya sahabat teman, kita ingin menuju tempat itu bersama. bukan pergi sendiri-sendiri.
beginilah kehidupan yang tidak akan bisa di jalani sendiri, kita tidak akan cukup kuat kalau mennjalaninya sendiri, kita butuh sahabat yang dapat mengingatkan kita dan mengarahkan kita ke arah yang benar, ketika kita melakukan kesalahan atau salah jalur.

Rabu, 08 Juli 2009

KEPADA SIAPA KUMENGADU...??????


Semuanya berawal dari cerita kelam masa lalu, di mana hidup ini benar-benar berlalu dengan permainan dan senda gurau berlebihan. sekarang... cerita kelam itu meninggalkan sekian banyak penyesalan dalam mengarungi kehidupan yang bernuansa baru ini. cerita kelam itu pulalah yang membuat sekian banyak dari teman-temanku pergi menjauh dariku dan tidak pernah percaya padaku.
Apakah ini sebuah kesalahan?
Lalu, kepada siapa kumengadu?
Bukankah beberapa dari sahabat Nabi juga mempunyai masa kelam yang di namakan dengan kejahiliyahan!!
Sekarang masa kelam itu, yaitu masa kelamku, telah berubah menjadi semangat besar & optimisme akan kejayaan islam di masa yang akan datang.
Masihkah cerita kelam itu dapat menenggelamkan semangat yang tengah berkobar ini?
Kepada siapa harus kumengadu?
Salahkah kalau hati ini terasa perih melihat orang-orang islam yang tidak lagi semangat mendengarkan kalam ilahi dan mereka terlena dan terbuai oleh nyanyian murahan dan sama sekali tidak menambah keimanan....???
Apakah salah, ketika tangan ini mengepal dan bergetar ingin memukul orang-orang Islam yang masih doyan dengan pacaran sebelum pernikahan?
Apakah juga salah, jika hasrat untuk menebas leher orang-orang yang mengatasnamakan dirinya Islam ini muncul, ketika melihat mereka berbuat kemaksiatan di mana-mana?
Kepada siapa harus kumengadu??
Ya.. Rabbi...
Jadikanlah hamba sebagai Umar bin Khaththab baru yang tidak mengenal kelembutan ketika berbicara tentang kemaksiatan dan kemunkaran para laknatullah. Jadikanlah hamba sepertinya, walau diri ini masih terkadang melakukan kekhilafan.
Ya... Rabbi...
Dengarlah suara yang suci ini, suara yang keluar dari cerubung hati yang paling dalam. ia keluar bersama dengan keikhlasan cita-cita syuhada...