Minggu, 01 Agustus 2010

TABIR HAKIKAT

Makassar, 29 juli 2010
singa padang pasir


Kutatap jam dinding yang berdetak
di dinding kamarku
seakan ia menegur dan manyapaku
saat semua orang terlelap dalam mimpi-mimpinya
hai kawan...
mengapa engkau belum jua istirahat?
padahal sebentar lagi fajar kan menyongsong
dan akan menutup lembaran malam
sementara kau masih asyik bergelut dengan buku
cobalah tuk berhenti sejenak
beranjak dan tinggalkan tempatmu
untuk sentuhan air yang begitu sejuk
di pertiga malam ini
karna Tuhan sedang menantimu tuk menengadah

lama kemudian aku mulai bergikir
atas kabar yang diberitakan sang waktu
harusnya kusisihkan sedikit waktu
sekedar tuk merenungi tumpukan kesalahan
yang telah menodai gaun putihku
gaun putih yang suatu saat
akan kupakai tuk menghadap pada-Nya
dan...
perlahan di tengah renunganku
terbayang seabrek kesalahan-kesalahan
yang sampai sekarang
aku masih saja asyik berenang diatasnya
kesalahan dalam bersikap
kesalahan dalam memahami arti cinta
yang hanya membuat egoku berkembang biak
yang hanya membuatku rakus
rakus tuk memiliki segalanya
padahal cinta tak mestinya seperti itu
karna cinta seharusnya tetap mekar
meski suatu saat yang dicintai pergi menghilang
meski ia berada di ujung langit sana
karna ia ada bukan karna kepemilikan
bahkan ia tak berharap akan itu
tapi ia ada karna ketulusan
dan kasih sayang
terima kasih waktu
telah membuat mataku dapat melihat terang
setelah sekian lama di cekam gelap
terima kasih cinta
telah mewarnai hidupku
setelah sekian lama buram
terima kasih kepada semua
atas cinta yang tak di ajarkan
bahkan di bangku sekolahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar